Site icon Sahabat Yatim

Berbagai Macam Cara Pembuatan Garam

cara pembuatan garam

image by freepik

Pada artikel cara pembuatan garam ini akan dibahas terkait pembuatannya dari berbagai macam cara. Pertama dari cara melalui laut. Seperti kita ketahui Indonesia adalah negara yang kaya akan laut, seharusnya yodium sudah terpenuhi di negara ini, namun sangat banyak orang Indonesia yang masih mengalami penyakit gondok, ini mengartikan orang Indonesia tidak memanfaatkan kekayaan laut kita.

Pembuatan dari air laut yaitu jika kita ingin membuatnya di pantai dan harus membersihkan pantai terlebih dahulu. Namun jika kita memiliki tempat atau lahan untuk membuat garam, maka kita bisa membuat tong berisi pasir lalu melubanginya di salah satu sudut untuk penyulingan.

Setelah disiapkan semua, masukkan air laut ke dalam tong yang berisi pasir air laut, dan penyulingan dimulai dengan memasukkan pasir laut yang ada di dalam tong ke dalam ember. Kemudianmasukkan air ke dalam penyulingan dengan panjang kotak atau disesuaikan dengan keinginan kita. Setelah dituangkan air maka siap untuk dijemur di bawah terik matahari. Terakhir, kumpulkan butiran garam dan gunakan seperlunya sesuai kebutuhan.

Pada pembuatan garam tradisional, maka akan melalui proses pengolahan kembali untuk kemudian dikonsumsi atau untuk industri. Dalam pembuatannya pun ada tiga kategori yaitu kategori yang baik sekali, baik dan sedang. Kategori tersebut dapat dibedakan berdasarkan kadarnya, jika yang baik sekali kadar Nacl lebih dari 95%, jika baik kadar Nacl 90-95% dan sedang kadar Nacl 80-90%.

Proses Pembuatan Garam di Berbagai Daerah

Pertama di provinsi Jawa tengah, di sini menghasilkan garam briket, garam halus dan garam curia. Untuk garam halus menggunakan bahan dasar dari Australia. Dalam proses pembuatan garam briket, digunakan tambahan garam lokal yang melalui tahap pencucian. Untuk garam konsumsi menggunakan semprotan tabung yang biasa digunakan pada pertanian.

Pembuatan garam di kampung Sekuit kabupaten Lombok tengah, pengolahan tambak garam ada di lahan kritis yang dilakukan secara tradisional oleh rakyat. Tambak garam dipanen setiap dua hingga tiga hari dengan ketebalan lapisan garam 2-5 cm. Garam ini kasar sehingga kadar Nacl-nya sangat rendah.

Selanjutnya, proses pembuatan garam dilakukan di Desa Ijot, Kampung Badak, Kabupaten Lombok Timur. Di lokasi ini pencucian dengan pembakaran sehingga kadar Nacl-nya sangat tinggi mencapai 95%, sehingga sangat disarankan untuk dikonsumsi.
Untuk Desa Jorwaru, kabupaten Lombok Timur pembuatannya dilakukan secara tradisional dengan cara sederhana dan dilakukan oleh para petani garam. Lapisan garamnya mencapai 2-5 cm. Pencucian dikerjakan oleh industri atau pabrik.

Untuk di Kabupaten Ngada provinsi Nusa Tenggara Timur di desa Kaburea, lapisan garam 2-5 cm, dalam kegiatan ini tidak dilakukan pencucian, dan garam yang dihasilkan kasar, lebih rendah dari standar SNI dalam hal kadar Nacl-nya.

Di desa Waikokak I, di sini rakyatlah pemilik lahan. Garam di sini masih alami belum diolah oleh rakyat. Untuk desa Waikokak II, di desa ini mendapat bantuan dari Ikatan Koperasi Garam mencapai 1 milyar, namun belum menghasilkan garam juga, karena di desa ini digunakan untuk membuat waduk untuk menampung air laut dan waduk yang berfungsi menghilangkan lumpur.

Untuk kabupaten Jeneponto propinsi Sulawesi Selatan, umur panen dan mutu produksi hanya tiga hari, sehingga dapat dikatakan tidak dapat bersaing dalam perebutan pasar di Jawa.

Faktor Penting dalam Produksi Garam

Dari hasil penelitian, dalam cara pembuatan garam ada beberapa hal penting yang diperlukan. Pertama, yaitu persiapan lokasi untuk penggaraman. Kedua, pembuatan garam secara sederhana dengan penguapan air laut. Proses penguapan ini bertujuan agar kandungan mineral dalam air dapat mengendap.

Lahan untuk pembuatan garam sebaiknya dibuat berpetak-petak dan bertingkat. Dengan begitu, air dapat mengalir ke bawah kapan saja. Selain NaCl, air laut juga mengandung Magnesium dan Kalsium. Kandungan mineral tersebut perlu diendapkan agar kadar NaCl meningkat.

Selain lahan, ada beberapa data penting yang harus diperhatikan. Data tersebut meliputi kecepatan dan arah angin, suhu udara, serta penguapan. Juga perlu memperhatikan penyinaran matahari, kelembaban udara, curah hujan, dan pasang surut.

Alat yang dibutuhkan antara lain meteran, pompa, dan pipa paralon. Selain itu diperlukan stop keran, selang karet, cangkul, linggis, skop, dan penggaruk.

Bahan utama adalah air laut yang bebas polusi. Air laut tersebut biasanya dipompa untuk mempermudah proses. Selain itu, digunakan juga natrium karbonat dan natrium oksalat.

Hal penting yang perlu diperhatikan pada lokasi penggaraman cukup banyak. Misalnya letak terhadap permukaan air laut dan kondisi tanah yang landai. Hal ini penting untuk meminimalkan biaya konstruksi. Tanah juga sebaiknya tidak mudah retak. Untuk pengujian laboratorium, diperlukan data grain size. Juga perlu diperhatikan kelakuan tanah terhadap pengerasan.

Hambatan dalam kehidupan juga harus mendapat perhatian. Hambatan tersebut bisa berupa serangan hama pada tanaman.
Selain itu ada gangguan hewan maupun bencana alam. Misalnya banjir, gempa bumi, atau gelombang pasang.

Kendala, Tahapan, dan Solusi Produksi Garam

Pada proses tersebut ada faktor tertentu yang dapat mempengaruhi pembuatan garam tersebut, yaitu mutu air laut apabila terkontaminasi dengan sungai sangat berpengaruh pada proses penguapannya. Cuaca seperti kemarau akan sangat membantu karena membutuhkan sinar matahari. Curah hujan dengan intensitas tinggi akan mempengaruhi penguapan pada proses tersebut, dan kecepatan angin, dengan kelembaban udara akan mempercepat penguapan, semakin besar penguapan, maka kristalisasi yang muncul akan semakin banyak.

Untuk tanahnya, jika sifat porositas tanah dapat terjadi perembesan lebih besar dari penguapan, dan jika itu terjadi tidak akan berhasil menjadi garam, dan jenis tanah akan mempengaruhi warna dan kemurnian yang terbawa pada garam. Tingkat kadar air saat proses kristalisasi dapat memengaruhi mutu garam yang dihasilkan.

Untuk pungutan garam dilakukan dengan dua cara, yaitu sistem Portugis, yaitu pungutan dari lantai, dan setiap 10 hari dipungut, sedangkan sistem Maduris dipungut dari atas tanah, dan dipungut 10-15 hari.

Selanjutnya untuk air bittern merupakan sisa hasil kristalisasi, dan sebaiknya dibuang saja agar tidak mengurangi kadar Magnesium dalam garam. Untuk tahapan dalam proses pembuatan garam secara singkat yaitu, Pengeringan lahan, pengolahan air peminian/waduk, pengolahan air dan tanah, proses kristalisasi, proses pungutan dan proses pencucian.

Dari semua proses ini memang di setiap daerah ada beberapa kelemahan, baik kelemahan dari sumber daya manusia dan dari sifat tanah apalagi jika keadaan cuaca dan air laut. Sebagai orang yang berprofesi sebagai petani garam seharusnya mengetahui kapan saja dapat memproduksi garam dan memanfaatkan waktu dan lahan sebaik-baiknya.

Nah, itu dia artikel mengenai Berbagai Cara Pembuatan Garam. Semoga bermanfaat!

Exit mobile version