Site icon Sahabat Yatim

Kumpulan Artikel K3LH, Program K3LH Dan Stres Karyawan

K3LH

Image by pressfoto on Freepik

Pernah menemukan kumpulan artikel K3LH ? Pentingnya Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3LH) senantiasa mencuat seiring dengan munculnya kasus kecelakaan kerja yang menimpa karyawan di perusahaan-perusahaan. Berdasarkan data dari Jamsostek diketahui bahwa pada tahun 2012 setiap hari ada 9 karyawan meninggal dunia karena kecelakaan kerja. Total kecelakaan kerja yang terjadi selama tahun 2012 mencapai 103 ribu kasus. Hanya sebanyak 2,1 persen perusahaan di Indonesia yang menerapkan K3.

Program K3LH

K3LH merupakan program yang umum diterapkan dalam perusahaan dengan banyak karyawan. Alasan utama penerapan program ini berdasarkan tiga hal, yakni hak asasi manusia, mengurangi beban ekonomi karyawan, dan diwajibkan oleh Undang-undang Tenaga Kerja. Perusahaan dengan program K3LH umumnya dapat berkembang lebih cepat, karena mementingkan salah satu pilar penting kemajuannya, yakni karyawan. Terjaminnya keselamatan dan kesehatan karyawan merupakan salah satu aset penting sebuah perusahaan.

Salah satu indikator dugaan perusahaan yang tidak menerapkan K3LH ialah munculnya penyakit karyawan akibat kerja (PAK). Mungkin banyak dari kita yang tahu tentang munculnya beragam penyakit yang diderita karyawan akibat bekerja. Secara umum munculnya penyakit ini disebabkan oleh lima faktor, yakni, fisik, kimia, biologis, fisiologis, dan mental atau psikologis.

Ketiga faktor penyebab penyakit, yakni fisik, kimia, dan biologis, umumnya dialami karyawan dengan bidang dan lingkungan pekerjaan tertentu. Contohnya seperti lingkungan pabrik, lingkungan pertanian, dan juga kesehatan.

Faktor Lingkungan Fisik dan Kimia di Tempat Kerja yang Menyebabkan Penyakit

Faktor fisik penyebab penyakit akibat kerja di antaranya:

  1. Suara bising yang berpotensi merusak pendengaran,.Karyawan di pabrik-pabrik umumnya mengalami hal ini. Suara mesin yang terlalu kuat tanpa adanya pelindung telinga seringkali memunculkan masalah pendengaran bagi karyawan.
  2. Radiasi sinar radioaktif yang dapat merusak sel-sel dalam tubuh.
  3. Penerangan pada ruangan kurang sehingga dapat merusak mata.
  4. Suhu terlalu tinggi.

Karyawan yang bekerja di perusahaan yang menggunakan bahan kimia perlu berhati-hati. Bahan kimia yang digunakan di lingkungan kerja dapat merupakan penyebab penyakit. Misalnya debu, uap beracun, dan larutan bahan kimia. Debu dan uap beracun sulit dideteksi.

Perlindungan diri karyawan seperti menggunakan masker penutup hidung dan mulut adalah little step yang dapat dilakukan. Sementara faktor biologis, yang memicu penyakit umumnya dialami karyawan dengan bidang kerja tertentu. Seperti pertanian dan kesehatan.

Faktor Fisiologis dan Mental yang Menyebabkan Gangguan Kesehatan Karyawan

Dua faktor lainnya, yakni fisiologis dan mental secara umum dialami semua karyawan. Faktor fisiologis yakni kesalahan sikap badan, salah melakukan prosedur pekerjaan, dan sebagainya. Sementara faktor mental yang mengakibatkan penyakit salah satunya yaitu stres.

Apakah Anda pernah atau bahkan sering membaca artikel K3LH? Dalam tulisan ini, saya akan mengajak Anda untuk melihat salah satu fenomena yang dialami karyawan bila perusahaan tidak menerapkan K3LH, yakni stres kerja.

Mengapa masalah stres karyawan perlu untuk dibahas. Nimran menyebut setidaknya terdapat lima alasan mengapa hal ini perlu dibahas.

  1. Stres menjadi topik yang semakin sering diperbincangkan belakangan ini karena perannya yang signifikan terhadap tingkat produktivitas karyawan.
  2. Stres dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya berada dalam lingkungan kerja.
  3. Sebuah perusahaan atau organisasi akan sehat dan efektif bila memahami sumber-sumber stress dan cra mengatasinya.
  4. Sebagian besar dari kita yang berada di dunia kerja hampir tidak bisa terhindar dari tekanan atau stres.Sekalipun dalam taraf yang berbeda.
  5. Faktor kemajuan zaman yang menambah beban kerja.

Stres Kerja: Definisi, Dampak, dan Faktor Pemicu di Lingkungan Perusahaan

Apakah Anda pernah mengalami tekanan darah naik setelah berada dalam lingkungan kerja? Atau munculnya banyak sariawan di sekitar mulut? Waspadalah, bisa jadi itu tanda bahwa Anda sedang mengalami stres akibat pekerjaan.

Stres merupakan hal yang sulit dihindari karyawan dalam bekerja. Spielberger mengatakan stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang dialami seseorang. Robbins mengartikan stres sebagai suatu kondisi dinamis yang dialami seorang individu saat dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang ia hasratkan. Sekalipun hasilnya kerap dipandang tidak penting dan pasti.

Dalam lingkungan kerja stres karyawan umumnya dipicu banyak hal. Di antaranya tekanan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, kesalahan kerja yang kerapkali dilakukan, serta beban kerja yang berlebihan. Teman kerja yang tidak menyenangkan juga sering kali menjadi salah satu pemicu Penyebab Stres

Secara garis besar, ada tiga penyebab utama stres pada karyawan, yaitu tekanan dari pekerjaan, tanggung jawab peran, dan hubungan antarindividu di tempat kerja. Pertama, tuntutan tugas. Tuntuntan tugas dapat meliputi keragaman tugas, kondisi kerja, dan tata letak fisik pekerjaan. Jenis pekerjaan yang menuntut tempo kerja tinggi, misalnya, dapat menimbulkan tekanan bagi karyawan.

Kedua, peran karyawan. Peran karyawan dalam perusahaan pun dapat memunculkan stres. Semakin besar tanggung jawab dalam peran yang diemban, maka semakin tinggi pula potensi seseorang mengalami stres. Terlebih bila ia mengalami apa yang dinamakannya konflik peran.

Faktor ketiga ialah tuntutan antar pribadi. Tuntutan dalam hubungan antarpribadi umumnya berasal dari rekan kerja lainnya.
Kurang baiknya hubungan antar satu karyawan dengan lainnya dapat menyebabkan stres. Hal ini khususnya dirasakan oleh karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang besar.

Akibat Stres dalam Bekerja

Tiga jenis gejala yang muncul sebagai dampak dari stres meliputi gejala fisik, gejala mental, dan gejala perilaku.

1. Gejala Fisiologis

Secara fisik stres dapat menimbulkan perubahan dalam metabolisme. Seperti detak jantung yang meningkat, tekanan darah yang naik, sakit kepala, meningkatnya sekresi hormon stres, kelelahan fisik, sakit punggung, gangguan kulit, dan serangan jantung. Fungsi kekebalan tubuh yang tidak berjalan baik, dan rentan terhadap penyakit saluran pernafasan pun kerap dialami. Kondisi ini paling sering dialami oleh karyawan dengan tingkat kepercayaan diri yang rendah.

2. Gejala Psikologis

Tegang, depresi, cemas, jengkel, jenuh, suka menunda-nunda pekerjaan ialah di antara gejala psikologis akibat stres. Rasa tidak puas terhadap pekerjaan merupakan akibat yang paling nyata dari stres.

Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa karyawan dengan tuntutan pekerjaan yang banyak, dan seringkali tidak diberi kejelasan dalam tugas, wewenang dan tanggung jawab akan merasakan stres yang meningkat.

3. Gejala Perilaku

Perubahan pola makan, merokok, mengonsumsi minuman beralkohol,gelisah, sulit tidur, dan bicara gagap merupakan contoh gejala perilaku akibat stres dalam bekerja.

Penerapan Program K3LH dan Stres Karyawan

Sebuah perusahaan yang tak hanya berorientasi pada keuntungan dan berpandangan jauh ke depan, tentu akan memperhatikan keselamatan kerja karyawan. Salah satunya dengan mencanangkan dan menerapkan program K3LH. Secara umum, terdapat ciri perusahaan yang menerapkan program K3LH, yakni:

  1. Memberikan fasilitas seragam kerja, sepatu keselamatan untuk karyawan yang terlibat di lapangan, misalnya pabrik, atau bengkel.
  2. Memasang atribut K3LH. Contohnya dapat ditemukan pada seragam karyawan atau kata-kata yang tertulis di area tempat kerja. Hal ini dimaksudkan agar karyawan selalu awas akan keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja.
  3. Terdapatnya penerapan K3LH dalam prosedur kerja. Misalnya melalui pelatihan atau mengutus tenaga ahli untuk mengawasi penerapan K3LH.

Stres karyawan memungkinkan terjadinya kecelakaan dalam kerja. Beberapa upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk menekan seminimal mungkin stres karyawan, yakni :

1. Kepemimpinan yang Efektif.

Kepemimpinan yang efektif merupakan salah satu ciri adanya penerapan K3. Kondisi ini dapat tercapai setidaknya melalui dua faktor, yakni kepedulian dan pengendalian. Kepedulian mencakup hal-hal yang menyejahterakan karyawan, membantu kesulitan kerja karyawan, membangun hubungan baik dengan karyawan, dan membangun komunikasi dua arah, misalnya melalui diskusi atau temu dengar dengan karyawan.

Sementara pengendalian yang dapat ditempuh yakni, membuat target perusahaan secara jelas, menjaga standar kinerja karyawan, dan memotivasi karyawan untuk bekerja baik.

2. Seleksi dan Penetapan Karyawan.

Seleksi memungkinkan agar karyawan dapat ditempatkan sesuai dengan kemampuannya dalam bekerja. Karyawan yang ditempatkan pada bukan bidang keahliannya akan cenderung mengalami masalah dalam bekerja. Entah apa karena kesalahan kerja yang kerap ia lakukan atau kurangnya semangat dalam melakukan pekerjaan yang dibebankan padanya.

3. Menciptakan Iklim Kerja yang Kondusif.

Hal ini perlu adanya dukungan dari seluruh jajaran karyawan dan petinggi perusahaan. Cara yang mungkin dapat ditempuh misalnya, terjaminnya waktu makan siang, waktu beribadah, jam kerja yang tidak disesuaikan, dan dibebaskannya karyawan berpakaian asal rapi (tentunya dalam beberapa kasus).

4. Adanya Kejelasan Terkait, Kewajiban, Wewenang, dan Hak karyawan.

Adanya kejelasan tentang, kewajiban, wewenang, dan hak karyawan agar menciptakan kondisi adil.

5. Adanya Penjenjangan Karir.

Hal ini berkorelasi dengan meningkatnya kepuasan kerja karyawan. Pada akhirnya, kinerja karyawan pun dapat meningkat. Aria Budiatama, Market Communication Executive Jobstreet.com mengatakan bahwa tidak adanya jenjang karir di perusahaan berdampak pada keinginan para karyawannya untuk pindah ke perusahaan lain.

Di samping sebuah loyalitas , kinerja karyawan menunjukkan hasik terbaik bila perusahaan memberikan jenjang karir untuk karyawannya.

Penerapan program K3LH tidak harus melulu dikaitkan dengan alat-alat atau instrument untuk meminimalisir kecelakaan kerja.
Masalah kesehatan karyawan pun haruslah dipentingkan. Salah satunya dengan menekan sebisa mungkin faktor yang memicu penyakit karyawan. Faktor mental berupa manajemen stres adalah salah satunya.

 

Nah, itu dia Kumpulan Artikel K3LH, Program K3LH Dan Stres Karyawan. Semoga bermanfaat!

Exit mobile version