Site icon Sahabat Yatim

Memahami Stres Dan Pengelolaannya

stres

Image by creativeart on Freepik

Artikel ini akan membahas seputar stres, sebuah kondisi yang mungkin pernah dialami oleh siapa saja. Pernahkah merasa kewalahan oleh banyaknya tuntutan dan tekanan? Sulit tidur karena terus memikirkan ulangan atau tugas? Makan pun tergesa-gesa seolah waktu tak pernah cukup karena padatnya jadwal sekolah atau aktivitas lain? Jika iya, kamu tidak sendiri. Stres adalah bagian dari hidup yang wajar dirasakan oleh anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Namun, jangan khawatir—ada berbagai cara untuk mengurangi dan mengelola stres dengan baik.

Apa Itu Stres?

Stres merupakan reaksi emosional dan fisik tubuh terhadap situasi tertentu yang dianggap menantang. Tubuh kita dirancang untuk merespons tekanan dengan cara meningkatkan fokus, energi, dan kewaspadaan demi menghadapi tantangan tersebut.

Stresor, yaitu pemicu stres, dapat muncul dari beragam situasi—mulai dari aktivitas sederhana seperti presentasi di kelas hingga keputusan penting seperti menentukan program studi yang akan diambil. Saat stres muncul, tubuh mengaktifkan sistem saraf dan hormon. Hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon stres seperti adrenalin, yang kemudian meningkatkan detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah. Mata menjadi lebih tajam, otot-otot menegang, dan energi tubuh pun meningkat.

Respons ini membantu kita bertindak cepat dan efisien dalam situasi menegangkan, dan dikenal sebagai “reaksi stres.” Bila berlangsung dengan tepat, reaksi ini bisa membantu kita tetap produktif meskipun dalam tekanan. Namun, bila reaksi tubuh berlebihan atau berlangsung terus-menerus, justru bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Stres Positif vs Stres Negatif

Stress bisa menjadi hal yang bermanfaat dalam kondisi tertentu, seperti ketika kita harus mengambil keputusan penting atau berkompetisi dalam suatu perlombaan. Dalam situasi seperti itu, sedikit stress justru membantu kita tetap fokus dan sigap. Setelah tantangan selesai, sistem tubuh akan kembali normal.

Namun, tidak semua stres bersifat jangka pendek. Perubahan besar dalam hidup seperti pindah rumah atau perceraian juga bisa memicu stress berkepanjangan. Jika tubuh terus mengalami tekanan secara berkelanjutan, hormon stres akan tetap diproduksi dan hal ini dapat menurunkan daya tahan tubuh, menyebabkan kelelahan, serta menimbulkan berbagai masalah fisik dan emosional.

Penyebab Stres Berlebihan

Meski stress dalam jumlah kecil bisa membantu, jika berlebihan justru berdampak negatif. Contohnya, merasa tertekan karena ujian bisa memotivasi kita belajar lebih giat. Namun, bila stres terlalu tinggi, justru bisa membuat kita kehilangan fokus dan melupakan materi.

Beberapa faktor penyebab stress berlebih antara lain:

Beberapa orang memiliki tingkat kecemasan tinggi yang membuat mereka bereaksi berlebihan terhadap masalah kecil. Hal ini bisa menjadi pertanda gangguan psikologis yang membutuhkan bantuan profesional.

Tanda-Tanda Stres Berlebih

Orang yang mengalami stress berat mungkin menunjukkan gejala seperti:

Setiap orang memiliki cara berbeda dalam merespons stres. Ada yang meluapkan emosinya secara langsung, ada juga yang menyimpannya sendiri. Beberapa mungkin mengalihkan stres melalui pola makan tidak sehat, bahkan sampai jatuh sakit karena tekanan yang berlebihan.

Membangun Daya Tahan terhadap Stres

Pernah melihat seseorang yang tetap ceria meski sedang dalam masa sulit? Orang seperti itu memiliki ketahanan diri yang tinggi. Mereka dapat beradaptasi dengan cepat terhadap tekanan dan tetap memberikan yang terbaik dalam situasi apa pun.

Di bawah ini sedikit gambaran jika ingin membangun ketahanan diri dari stress yang merugikan.

  1. Pikirkan perubahan sebagai tantangan dan bagian normal dalam hidup ini.
  2. Tempatkan masalah dalam keadaan sementara saja dan selalu dapat diselesaikan.
  3. Yakin kita akan sukses jika terus bekerja keras meraih gol yang sudah ditetapkan.
  4. Mengambil tindakan dalam penyelesaian masalah.
  5. Membangun hubungan baik dengan banyak orang.
  6. Bergabung dengan banyak aktivitas di waktu luang untuk kesegaran diri.

Mari kita belajar berpikir untuk menganggap tantangan itu sebagai suatu kesempatan dan stressor sebagai masalah sementara saja bukan bencana. Belajar menyelesaikan masalah dan mencari bantuan dari orang lain seharusnya dilakukan untuk mendapatkan arahan, bukan sekadar mengeluh atau menambah beban stress. Selamat berjuang.

 

Exit mobile version