You are here:

Bagaimanakah Etika Bekerja Seorang Karyawan

etika bekerja

Bagaimanakah Etika Bekerja Seorang Karyawan – Tempat kerja adalah salah satu wahana bersosialisasi. Layaknya bermasyarakat, di dalam tempat kerja ada aturan-aturan tak tertulis yang kita kenal dengan budaya di tempat kerja tersebut. Etika bekerja ini sangat penting sebagai salah satu bahan penilaian diri sebagai karyawan. Pada akhirnya akan menjadi bahan pertimbangan untuk memajukan karir seorang karyawan.

Budaya Tempat Kerja

Setiap perusahaan mempunyai budaya kerja masing-masing. Beberapa perusahaan tidak melarang karyawannya untuk saling mencintai atau bahkan saling jatuh cinta dan menikah. Bahkan perusahaan itu mengambil keuntungan dari keadaan tersebut. Dengan adanya suami istri yang bekerja pada tempat yang sama, mereka tentunya akan saling bertemu. Dengan banyaknya waktu bertemu akan menghindarkan diri dari perselingkuhan yang sering terjadi di perusahaan dengan jam kerja yang cukup pajang. Jam kerja yang panjang dan waktu lembur yang cukup sering diadakan, akan membuat rasa bosan. Pertemuan yang semakin jarang itu akan membuat hubungan komunikasi terhalang.

Jika suami dan istri kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, hubungan mereka bisa terasa seperti antara dua orang yang saling tidak mengenal. Hal ini akan berakibat buruk terhadap kehidupan perkawinan selanjutnya. Alasan inilah yang mendasari perusahaan tertentu memperbolehkan suami istri bekerja pada tempat yang sama. Bahkan bila perlu perusahaan itu mengangkat suami atau istri karyawan yang lebih dahulu bekerja di sana. Misalnya, pada perusahaan yang berada jauh di tengah kebun kelapa sawit. Kalau jauh dari keluarga, pekerja yang bekerja di dalam kebun kadang tidak merasa betah dan ingin pulang terus.

Hal ini bisa menghambat produktivitas. Berbeda jika suami istri itu bekerja di tempat yang sama. Mereka bisa merasa betah karena orang yang dicintai ada di dekatnya. Hubungan suami istri yang baik ini juga akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sebaliknya, terdapat perusahaan yang tidak menyetujui pegawai saling jatuh cinta dan juga menikah. Kalau mereka sampai menikah, maka salah satunya harus mengundurkan diri. Alasannya adalah kalau terjadi sesuatu kepada keluarga itu, maka akan ada dua karyawan yang absen. Padahal perusahaan tersebut bergerak di bidang jasa yang membutuhkan kehadiaran pekerjanya hampir setiap saat.

Etika dan Aktivitas Sosial di Tempat Kerja

Budaya kerja lain yang juga bisa dikatakan sebagai etika di tempat kerja itu misalnya menjadi anggota koperasi atau ikut arisan. Memang terlihat sebagai sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Namun, kedua jenis kegiatan ini membuat hubungan antarkaryawan bahkan antara karyawan dan atasan menjadi lebih baik. Bagaimanapun ketika akan memberikan tugas tertentu, seorang pimpinan perlu juga melihat keadaan keluarga sang karyawan.

Apalagi kalau penugasan itu akan memakan waktu yang cukup lama ke tempat yang jauh. Bila seorang karyawan wanita yang tidak mempunyai bayi, mungkin ia bisa diberi tugas ke tempat yang jauh selama 3 hari. Tetapi kalau ia mempunyai seorang bayi, rasanya sangat sulit untuk menugaskan seorang ibu yang mempunyai bayi ke tempat yang jauh dari bayinya tanpa sang ibu membawa bayi dan penjaga bayinya ketika ia bekerja. Keterangan atau informasi tentang hal-hal yang cukup pribadi ini terkadang didapatkan dari acara arisan atau ketika waktu senggang yag dihabiskan bersama.

Memang tidak semua informasi pribadi harus diumbar. Ada kalanya informasi yang bukan untuk diketahui umum itu disimpan sendiri. Tentu tidak akan menjadi sesuatu yang menyenangkan ketika menjadi topik pembicaraan teman di kantor. Budaya kerja yang juga sering ada di suatu perusahaan adalah bahwa pekerja boleh melakukan pekerjaan di rumah tetapi dengan masa tenggat yang telah ditentukan. Perusahaan seperti ini biasanya memang bergerak dibidang yang sering menggunakan internet sebagai sarana komunikasi.

Dalam hal berpakaian, di beberapa perusahaan, setiap karyawan harus mengenakan pakaian seragam yang telah diberikan secara gratis oleh perusahaan. Pakaian itu harus dipakai sesuai dengan peraturan dan tidak boleh ditambahi dengan aksesoris tertentu. Ada juga perusahaan yang tidak memperlakukan pakaian seragam dan bahkan boleh mengenakan jeans kapanpun dan di manapun kecuali ketika ada acara khusus yang mengharuskan karyawan mengenakan pakaian tertentu.

Tersurat dan Tersirat

Budaya kerja atau etika bekerja itu ada yang tersirat dan ada juga yang tersurat. Kalau yang tersurat biasanya akan tertulis dalam buku peraturan atau akan ditempel di tempat pengumuman dan disosialisasikan dengan sangat baik. Sebaliknya, etika yang tidak tertulis atau yang tersirat biasanya akan terlihat dari apa yang tampak di permukaan tanpa harus dituliskan lagi. Misalnya, ada perusahaan yang memperbolehkan karyawannya untuk makan selama bukan waktu istirahat atau boleh tidur ketika jam istirahat. Kasur dan bantal pun disiapkan. Tetapi ada juga yang tidak boleh tertidur sejenak apalagi bila tidur nyenyak selama 15 menit.

Pada mulanya, mungkin karyawan baru akan merasa kaget. Namun, lama-kelamaan mereka akan terbiasa. Hal inilah yang akan membentuk karakter karyawan. Tidak heran kalau ada karyawan yang pindah tempat kerja terkadang karyawan bersangkutan langsung diterima dengan baik karena perusahaannya yang lam terkenal dengan tempat kerja yang menumbuhkembangkan karyawannya secara mental dan spiritual serta berdedikasi tinggi. Nama perusahaan itu membawa reputasi tersendiri dan bisa menjadi jaminan mutu kualitas karyawannya.

Tidak heran kalau banyak orang yang inginj bekerja di perusahaan yang terkenal dengan kebaikan dan budaya kerja yang baik. Budaya penelitian dan kesigapan para karyawannya dalam mengatasi masalah, juga menjadi salah satu hal yang dinilai oleh orang lain di luar perusahaan itu. Hati-hati bila bekerja pada perusahaan yang terkenal dengan budaya menyuap atau budaya menjilat. Hal ini bisa tidak menguntungkan karyawan yang akan pindah tempat kerja.

Beberapa Hal dalam Etika Bekerja

Berikut ini adalah beberapa poin penting yang menjadi penilaian orang lain atas etika bekerja Anda:

Tutur kata

Tutur kata merupakan cermin sikap seseorang. Akan tetapi karyawan harus bisa menyesuaikan bicara dengan lawan bicara, dan tempat di mana ia sedang berada. Misalnya jika berbicara dengan yang level jabatannya sama, maka karyawan tersebut bisa menggunakan gaya bicara santai. Namun jika sedang berbicara dengan orang yang mempunyai jabatan yang lebih tinggi, maka karyawan harus lebih sopan dan profesional. Untuk orang-orang ini, jika karyawan yang bersangkutan mengenalnya dengan baik, karyawan itu boleh berbicara santai di luar lingkungan tempat kerja. Namun di tempat kerja, karyawan itu tetap harus menghormatinya sebagai atasan.

Bahasa tubuh

Bahasa tubuh juga menjadi perhatian orang di sekeliling di tempat kerja. Hindari sikap kurang baik seperti garuk-garuk kepala, menguap, bersandar, bermain game atau memainkan handphone, dan tertawa keras-keras. Bisa-bisa karayawan yang seperti ini dinilai tidak sopan, tidak serius dalam melakukan pekerjaan, atau tidak siap bekerja.

Pakaian

Pakaian juga menjadi nilai etika kerja yang tidak boleh dikesampingkan. Bagi karyawan dengan pakaian kerja bebas, kenakanlah pakaian kerja yang rapi dan sopan. Hindari mengenakan t-shirt dan celana jeans jika tidak ada ‘hari-berpakaian-santai’ di tempat kerja. Kecuali jika karyawan bekerja dalam industri seni, pilihlah warna-warna netral untuk busana kerja, seperti hitam, putih, coklat, dan krem. Untuk alas kaki, gunakan yang bersifat formal dan tertutup di bagian depan dan belakang. Hindari mengenakan sandal.

Cara berkomunikasi lewat tulisan

Pada perusahaan yang relatif besar, komunikasi lewat tulisan sering terjadi. Misalnya lewat email. Email merupakan sarana perusahaan. Gunakanlah email hanya untuk tujuan pekerjaan. Karyawan juga harus berhati-hati dalam menulis email. Hindari menulis bercetak tebal (bold), berwarna merah, dan huruf kapital. Karena bisa jadi dianggap marah oleh pembaca email tersebut. Sebagai gantinya, jika ingin memberi highlight pada tulisan, gunakanlah cetak miring. Untuk warna, pilihlah biru, ungu, atau magenta.

Berhubungan dengan bagian lain

Jika tidak puas atas pekerjaan seseorang dari bagian lain, sampaikanlah langsung kepadanya. Jika ia tidak bisa bekerja sama dan dampaknya merugikan, maka boleh menyampaikan kepada atasannya. Sebaliknya jika ingin minta bantuan kepada seseorang yang bukan bawahan, bicarakanlah dengan atasannya terlebih dahulu.

Jika atasannya sudah menyetujui, baru sampaikan maksud tersebut kepada orang tersebut. Setiap pekerja juga tidak boleh melakukan pekerjaan yang di luar deskripsi pekerjaan atau area kerja masing-masing. Setiap orang memiliki wilayah kekuasaannya masing-masing. Jika ingin dihormati, pegawai harus menghormati orang lain terlebih dulu .