You are here:

Benarkah Denda Membangun Kedisiplinan Karyawan

denda

Benarkah Denda Membangun Kedisiplinan Karyawan – Setiap perusahaan tentu memiliki peraturan kerja yang harus dipatuhi oleh semua karyawan. Peraturan kerja dibuat semata-mata untuk menciptakan kedisiplinan karyawan. Karyawan yang menjunjung tinggi kedisiplinan dengan sendirinya akan bekerja sebaik-baiknya sesuai ketetapan peraturan.

Kedisiplinan kerja dapat dikatakan sebagai cikal bakal keberhasilan perusahaan. Hal ini tentu bukanlah omong kosong. Karyawan yang disiplin akan mengoptimalkan waktu kerja dan segenap kemampuannya untuk melakukan pekerjaan. Dengan kata lain, melaksanakan job desk dengan baik.

Benarkah Peraturan Hanya Formalitas?

Menciptakan kedisiplinan karyawan bukan perkara mudah. Bagi perusahaan, menciptakan kedisiplinan karyawan merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dengan cara sendiri dan setepat mungkin. Terkadang, beberapa karyawan tidak menuruti peraturan perusahaan.

Beberapa karyawan mungkin saja hanya meyakini peraturan sebagai formalitas perusahaan. Kebiasaan atau katakanlah tradisi perusahaan untuk memiliki peraturan inilah yang akan membuat karyawan merasa boleh bersantai-santai menyikapi peraturan tersebut. Misalnya, peraturan pakaian dan jam kerja.

Peraturan perusahaan mencakup beberapa pokok penting yang melingkupi semua aspek pendukung perusahaan. Peraturan pada dasarnya sengaja dibuat untuk menciptakan harmonisasi kerja optimal dan sesuai kadar yang ditetapkan. Oleh sebab itu, setiap karyawan berkewajiban mematuhi peraturan kerja.

Akan tetapi, perusahaan yang terlalu banyak aturan kadang membuat jengah karyawannya. Terlebih, jika peraturan tersebut bersifat prinsipil atau berkenaan dengan persoalan pribadi. Alih-alih peraturan itu diindahkan, malah membuat karyawan berlarian karena tidak betah bekerja di tempat seperti itu.

Denda Bagian dari Kedisiplinan

Beberapa perusahaan menetapkan ganti rugi berupa denda sebagai penebus setiap “pelanggaran” peraturan. Denda diberlakukan bagi beberapa hal, dua di antaranya sebagai berikut.

1. Denda Keterlambatan

Setiap karyawan yang datang terlambat akan dikenai sanksi berupa denda. Besarnya denda beragam, disesuaikan dengan kebijakan setiap perusahaan. Ada yang di hitung setiap menit atau dihitung dalam akumulasi menit tertentu. Misalnya, denda dihitung dari menit pertama atau setelah 10 menit.

Denda keterlambatan memang layak diberlakukan bagi semua karyawan. Mengapa? Hal ini bertujuan untuk menciptakan kedisiplinan tiap karyawan atas tanggung jawab waktu kerja yang telah disepakati. Sebenarnya, nominal uang bukan tujuan utama, melainkan demi kepatuhan dan tanggung jawab.

2. Denda Keluar Kerja

Beberapa orang kadang merasa “dijebak” memasuki sebuah perusahaan. Biasanya, saat awal-awal tahap seleksi dan dinyatakan diterima, perusahaan tidak membacakan peraturan secara ekstrem. Perusahaan hanya menyampaikan hal-hal yang bersifat umum sebagai “magnet” penarik karyawan baru.

Setelah beberapa hari kerja, perusahaan tertentu baru akan “menghadiahi” karyawan barunya dengan seabrek peraturan yang kadang memberatkan. Hal seperti inilah yang mendasari seseorang memutuskan hengkang dari perusahaan. Namun, masalah tidak berakhir di sana. Ada “kewajiban” lain yang harus ditunaikan.

Ya. Kewajiban itu berupa denda sebagai ganti rugi biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk perekrutan karyawan. Kadang, denda yang ditetapkan bernilai tidak manusiawi dan ada yang berjumlah hingga jutaan rupiah. Hal ini mungkin bertujuan guna membuat karyawan untuk tetap bekerja di perusahaan.

Faktanya, tidak semua orang mempan dibodohi dengan aturan bersifat mengekang tersebut. Orang tertentu tetap memutuskan hengkang seberapa besar pun denda yang harus dikeluarkan dan dengan alasan apapun. Ganti rugilah, kedisiplinanlah, hanya perusahaan dan Tuhan yang tahu.

Denda Tak Menyelesaikan Masalah

Intinya, denda keluar kerja masih menjadi teka-teki yang harus dibenarkan atau justru sebaliknya. Apapun alasan atas denda tersebut, sebaiknya kedua pihak, perusahaan dan karyawan, menjunjung tinggi keterbukaan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Padahal hakekat kerja ialah mencari pendapatan yang lebih baik. Apa jadinya kalau gaji karyawan kerap dipotong karena masalah kesalahan kecil dan atau kesalahan yang tak pernah dilakukannya.

Perusahaan yang gampang menimpakan denda kepada karyawannya justru dampaknya tak serta merta karyawan menjadi disiplin, malahan akan berbalik arah merugikan perusahaan tersebut, misalnya banyak yang keluar kerja / turn overnya tinggi, terjadi pemogokan massal oleh karyawannya sendiri. Dan yang paling parah digugat olah karyawannya di pengadilan tata usaha. Nah kalau begini siapa yang rugi? Kedua belah pihak kan?

Membangun disiplin yang benar

Dalam peraturan kerja pasti termuat butir sikap disiplin ketika kerja. Disiplin merupakan harga mati yang harus dipatuhi, terutama pada perusahaan yang bergerak pada produksi skala besar dan bergerak dibidang keuangan atau finansial.

Membangun sikap disiplin secara benar pada karyawan harus melalui latihan terus menerus. Dan yang pasti butuh proses panjang agar disiplin tertanam dalam jiwa karyawan. Disiplin yang benar itu tak dipaksakan melainkan dibangun atas kesedaran dari pucuk pimpinan terlebih dahulu. Mengapa demikian? karena mereka adalah figure contoh yang benar bagi bawahannya.

Baru kemudian diajarkan kepada bawahannya melalui peraturan dan pelatihan. Pendekatannya pun sama yakni digugah dari kesadaran mereka agar mau mengikuti apa yang diinginkan manajemen. Intinya membangun disiplin dari kesadaran lebih gampang dari pada membenturkan peraturan dengan karwayan dengan denda.

Membiasakan Disiplin dan Menghargai Waktu Sejak Dini

Berikut ini merupakan tips ringkas bagaimana cara mengajarkan kesadaran disiplin dan menghargai waktu :

Biasakan mengerjakan sesuatu sesuai jadwal. Mematuhi jam masuk kerja misalnya jam 8:00 yang sebisanya sebelum jam segitu sudah sampai di tempat kerja. jangan lantas berangkat kerja mempet waktunya, karena semua kemungkinan bisa terjadi di tengah jalan sehingga membuat Anda terlambat. Tak hanya berhenti pada berangkat dan masuk kerja saja, segala job harus diselesaikan sesuai perintah. Kalau ada yang belum jelas dan masih bingung segara tanyakan kepada penyelian Anda atau manager perusahaan.

Ritme kerja sesuai waktu harus dibiasakan dijalankan setiap hari. Awalnya memang menyiksa karena proses adaptasi tentu tak berjalan mulus, tapi lama kelamaan Anda terbiasa dengan irama kerja yang serba tertata.

Demikian juga disiplin tepat waktu dikembangkan di luar tempat kerja seperti di rumah, segala misalnya tidur on time jam 21:30 agar bisa bangun pagi. Membayar tagihan bulan pun harus sesuai waktunya agar tak telat kena denda. Jadi menghargai waktu merupakan kunci awal dari sikap disiplin.

Tenggat Waktu dan Implikasinya dalam Dunia Kerja

Deadline menjadi momok bagi orang yang tak disiplin, karena kerap mengulur-ngulurkan waktu. Apapun yang dikerjakan tanpa ada kejelasan kapan selesainya, sebenarnya tak baik bagi masa depan perusahaan, apalagi perusahaan yang bergerak bidang jasa dan produksi, sikap yang begitu bakalan ditinggal pergi pelanggannya.

Namun hal itu tidak berlaku pada pekerja yang terbiasa menghargai waktu. Bagi dia kerja berdasarkan tenggat waktu bukanlah sebuah pressure yang memberatkannya. Melainkan tugas biasa yang semesti dilakukan, justru mereka berusaha menyelesaikan job nya sebelum deadline, sehingga ada sisa masa untuk mengoreksi kembali pekerjaannya.

Deadline berfungsi untuk manage waktu dan agar job yang dikerjakan bisa selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Mungkin karena job tersebut adalah bagian dari serangkaian pekerjaan yang tak hanya dikerjakan oleh satu pihak saja. Misalnya pada perusahaan yang bergerak dibidang penerbitan yang semua pekerjaan patuh dengan deadline.

Disiplin Seragam Kerja sebagai Bentuk Kepatuhan

Seragam kerja atau uniform merupakan salah satu kiat untuk mendisiplinkan karyawannya. Peraturannya dalam seminggu ada tiga seragam yang harus dipakai secara bergantian. Bagi siapa saja yang melanggar ada hukumannya, bisa berupa pemotongan tunjangan 10%. Namun jika berulang kali melakukan kesalahan serupa terpaksa gaji pokok dipotong sebesar 20 %.

Displin merupakan sikap menghargi dan mematuhi apa yang sudah ditentukan oleh perusahaan melalui daftar peraturan kerja. Jika karyawan bersikap disiplin artinya dia menghormati institusi di mana dia kerjanya. Di tambah lagi ketika karyawan menyelesaikan pekerjaanya sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan, artinya dia juga menghargai pekerjaan tersebut. Ganjaran karyawan yang displin tinggi adalah kepercayaan dan hak reward dari perusahaan.

Pembinaan dan Hukuman untuk Meningkatkan Etos Kerja

Punishment atau hukuman ditimpakan kepada karyawan yang abai terhadap peraturan dan kurang dedikasi kerja. Sebelum diberi hukuman sebaiknya manajemen mencari duduk perkaranya, mungkin ada faktor lain yang menyebabkan dia berlaku kontraproduktif.

Tindakan berikutnya adalah pembinaan agar tak mengulangi perbuatannya. Jika memang masalahnya disengaja ya terpaksa dikenai penalty sesuai dengan tingkat kesalahannya. Tujuan dari hukuman yang diterapkan agar memberikan dampak jera pada pelaku.

Demikianlah sedikit tentang ulasan kedisiplinan karyawan dan cara membangun etos kerja yang benar di perusahaan. Semoga bermanfaat.