You are here:

Banyak Manfaat! Jangan Lupa Baca Surat Al Kahfi di Malam Jumat

MUI Harus Investigasi Adanya Al Quran Nusantara, Harus Dilarang Sebelum  Ulama Turun | Mobile HarianTerbit.com

Hari Jumat merupakan salah satu waktu dimana setiap amalan akan menjadi lebih berkah. Salah satunya adalah dengan membaca surat Al Kahfi di malam Jumat atau hari Kamis malam dan keesokannya. 

Ayat-ayat yang ada pada surat ini memiliki makna yang mendalam sehingga ketika dibaca dan diamalkan akan memberikan pahala yang lebih besar. Namun, ternyata masih banyak umat Islam yang tidak menyadari manfaat ataupun keutamaan surat ini sehingga tidak membacanya saat hari Jumat. 

Dalam sebuah potongan hadis yang diriwayatkan oleh an-Nasa’i dan Baihaqi disebutkan bahwa Rasulullah berkata, “Barang siapa yang membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat”. Karena keutamaannya yang banyak maka amalan ini sangat dianjurkan.

Keutamaan Surat Al Kahfi

Sebagai salah satu amalan yang dianjurkan, surat ini memiliki banyak sekali keutamaan. Sering disebutkan bahwa salah satu keutamaan dari surat yang mulia ini akan didapatkan oleh siapa saja yang menghafalkan 10 ayat yang pertama. 

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, yang diceritakan dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alihi wasallam bersabda, 

Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al Kahfi maka dia akan terlindungi dari Dajjal”

Berdasarkan hadits tersebut, keutamaan ini dapat Anda amalkan. Mengapa menghafal sepuluh ayat pertama surat Al Kahfi dapat melindungi dari Dajjal? Alasannya adalah karena hal tersebut merupakan salah satu kekuasaan Allah dan tentu saja hal ini hanya akan bisa dipahami dan disadari oleh mereka yang mampu merenungkannya.

Selain keutamaan diatas, keutamaan lain membaca surat ini pada hari Jumat adalah merupakan sunnah sehingga bisa menjadi ibadah dan memberikan tambahan pahala bagi Anda yang mengamalkannya. 

Hal ini pernah dijelaskan oleh Imam al-Nawawi rahimahullah pada kitab Al Majmu’ 4:295, “Imam Syafi’I pada Al-Umm dan Al-Ashaab bahwa disunnahkan membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat dan malam Jumatnya”.

Keutamaan membaca surat Al Kahfi di malam Jumat juga terdapat pada ayat-ayat terakhirnya. Hal ini karena terdapat perintah untuk berdakwah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alihi wasallam dan perintah menyerukan ayat ini. 

Surat ini juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alihi wasallam adalah manusia biasa pada umumnya seperti halnya kita dan bukanlah sesembahan. Namun, yang membedakannya hanyalah satu, yaitu Nabi Muhammad diberi wahyu oleh Allah. 

Karena hal inilah maka beliau menyerukan kepada umatnya untuk senantiasa melakukan amalan yang akan  dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah sehingga terhindar dari azab. 

Keistimewaan Surah Al Kahfi

Al Kahfi merupakan salah satu surat yang istimewa. Surat ini sarat akan makna dan kisah yang dapat umat Islam teladani. 

Kisah-kisah yang diceritakan di dalam surat ini adalah sebagai peneguh hati ketika rombongan Nabi Muhammad shallallahu ‘alihi wasallam dan para sahabat hijrah ke Madinah. Dengan banyaknya hal yang dipertaruhkan dalam perjuangan tersebut maka Allah menguatkan mereka dengan turunnya surat ini.

Pada surat ini, terdapat empat kisah yang dapat diambil pelajarannya. Pertama yaitu kisah yang telah terkenal di kalangan umat muslim, yaitu ashabul kahfi.

Ashabul kahfi adalah sekelompok pemuda dan anjingnya yang berlindung di dalam gua demi mempertahankan ketauhidan agama Islam mereka. Mereka lari dan pergi dari kampung halamannya demi mempertahankan keimanan. 

Sekelompok pemuda tersebut mendapatkan rahmat dan perlindungan dari Allah sehingga mereka tetap terjaga keamanannya. Tidak hanya itu, para pemuda tersebut kemudian ditidurkan oleh Allah selama 309 tahun, lalu dibangunkan dalam keadaan semula tanpa menua. 

Kisah tersebut kemudian diketahui oleh banyak masyarakat pada masa itu dan digunakan sebagai pembelajaran mereka atas keimanan.

Kisah kedua yang dijabarkan pada surat alkahfi yaitu tentang pemilik kebun (shohibul jannatain). Diceritakan, ada dua orang pemilik kebun, dimana karakter keduanya amat berbeda. 

Karakter pertama yaitu seorang mukmin yang pandai bersyukur akan nikmat yang telah diperoleh, meskipun tidak memiliki harta yang melimpah. Sedangkan karakter kedua adalah seorang yang kufur nikmat, meskipun hartanya melimpah.

Fitnah harta yang melatarbelakangi kisah ini mengajarkan kepada umat Islam untuk tidak silau dengan kekayaan dunia yang telah dimiliki karena sesungguhnya nikmat di dunia tidaklah sama dengan di akhirat. 

Oleh karena itu, umat Islam dilarang untuk menyombongkan harta benda mereka dan diperintahkan untuk menginfakkannya di jalan yang benar agar kekayaannya tetap mendapatkan keberkahan.

Tidak hanya sebagai surat peneguh hati saja, Al Kahfi sendiri juga merupakan pelindung dari segala fitnah, terutama fitnah Dajjal, yang merupakan fitnah paling besar dan berat di dunia. 

Selain kedua kisah di atas, masih terdapat dua kisah lagi. Ada kisah tentang Nabi Musa yang diperintahkan untuk belajar kepada Khidr, meskipun beliau telah mendapatkan wahyu dan dibekali dengan kitab Taurat. 

Terakhir adalah kisah Raja Zulkarnain juga Yakjuj dan Makjuj. Zulkarnain merupakan salah satu raja dengan kekuasaan yang amat luas, mulai dari ujung timur hingga barat. Harta kekayaan yang dimilikinya digunakan untuk menegakkan syariat di antara manusia. 

Berdasarkan kisah tersebut, kita dapat mengambil pembelajaran bahwa bumi dan segala isinya akan diwariskan oleh Allah kepada siapa pun yang dikendaki-Nya.

Kisah Zulkarnain

Rahasia surat Al Kahfi yang juga dapat diambil hikmahnya adalah kisah raja besar yang dirahmati oleh Allah, Zulkarnain. 

Sebagai penguasa dan raja, ia hanya patuh terhadap perintah Allah saja, dan juga mampu menaklukkan Yakjuj dan Makjuj, kelompok yang merusak bumi, dengan segala kekuatan yang dimilikinya dengan izin Allah. Kisah tentang Zulkarnain ini dijelaskan mulai dari ayat 83 hingga 98.

Kekuasaan dan kekuatan serta harta benda yang dimiliki oleh Zulkarnain digunakan untuk menegakkan syariat Islam dan membantu orang-orang saleh di antara mereka. 

Ia mengajak agar rakyatnya beriman kepada Allah Yang Maha Esa dengan tidak mempersekutukan-Nya dan menyembah yang lainnya. Selain itu, ia juga mengajak untuk memerangi mereka yang kafir dan menolak ajakan tersebut.

Dikisahkan, ketika Raja Zulkarnain sedang berkelana, ia mendapat dua bukit dengan kaum yang tidak memahami pembicaraan. Namun, mereka mampu menyampaikan adanya kelompok perusak bumi, yaitu Yakjuj dan Makjuj. 

Kepopuleran nama Zulkarnain ternyata juga sampai pada mereka sehingga memintanya untuk membangunkan dinding pemisah yang nyata dengan golongan perusak tersebut.

Pada kisah ini, juga telah diperkenalkan tentang teknologi dan segala material yang nantinya tetap dimanfaatkan oleh umat manusia hingga saat ini. Bahkan, keberadaan material-material tersebut amat penting pada kehidupan. 

Raja Zulkarnain akhirnya membangun sebuah dinding pemisah yang dirahmati oleh Allah dengan berbahan dasar berupa besi dan tembaga yang kokoh. Digambarkan bahwa tinggi dinding yang dibangun yaitu setara dengan gunung atau bukit yang ada di tempat tersebut. 

Campuran material antara besi dan tembaga inilah menghasilkan tembok yang kokoh sehingga kaum Yakjuj dan Makjuj tidak sanggup membuat lubang di dinding tersebut. Karena hal tersebutlah, maka kaum yang dilindungi menjadi lebih aman dari golongan perusak bumi.

Meskipun begitu, karena merupakan buatan manusia, dinding itu tentu tidak abadi. Pada potongan ayat terakhir yang menceritakan kisah Zulkarnain dan Yakjud Makjud ini juga dijelaskan bahwa dinding tersebut akan hancur luluh lantah suatu hari karena kekuasaan Allah Ta’ala. 

Kisah ini memberikan gambaran bahwa meskipun ada seorang raja yang kuat dan memiliki kekuasaan yang amat luas, masih ada yang lebih berkuasa lagi di atasnya, yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala.

 

  • Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
  • Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.