You are here:

Simak Hukum Puasa Ramadhan dalam Islam

Puasa Ramadhan merupakan puasa yang hukumnya Wajib. Memasuki bulan suci Ramadhan, Seluruh umat Muslim di dunia akan melaksanakan ibadah puasa selama 30 hari lamanya. Puasa adalah ibadah dimana kita diwajibkan untuk menahan lapar dan haus serta menahan hawa nafsu dan berbagai hal yang dapat membatalkan puasa yang dimulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya Matahari.

 

Lantas bagaimana hukum puasa Ramadhan dalam Islam?

Berikut adalah rangkumannya yang dikutip dari ‘Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah’ oleh Ustaz M Sukron Maksum.

 

1. Umat muslim wajib melakukan ibadah puasa

Hukum melaksanakan ibadah Puasa saat bulan suci Ramadhan adalah Wajib. Apabila saat bulan suci Ramadhan mendapati halangan sehingga tidak dapat menunaikannya seperti misalnya sakit, haid dan lainnya, maka puasa yang hilang harus dibayar pada hari atau bulan setelah Ramadhan sebanyak puasa yang telah hilang atau tidak dilakukan.

 

2. Ancaman bagi yang tidak berpuasa

Dalam hadis riwayat Abu Hurairah ra., Rasulullah saw bersabda:

Barang siapa yang berbuka pada satu hari dari bulan Ramadhan tanpa keringanan yang dibebankan Allah kepadanya, maka puasanya tidak akan dapat dibayar, meskipun berpuasa sepanjang waktu. (HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Tirmidzi).

 

3. Puasa orang-orang kafir dan gila

Ibadah puasa bulan suci Ramadhan merupakan ibadah Umat Muslim, sehingga tidak wajib bagi orang orang yang tidak beragama Islam untuk melaksanakan. Sementara orang gila tidak termasuk mukalaf, karena telepasnya taklif dan akal.

 

4. Puasa anak-anak

Meskipun puasa tidak diwajibkan bagi anak anak yang belum memasuki usia Balig, namun sebagai Orang tua, sudah sepatutnya untuk  menyuruh dan mengajak mereka untuk melaksanakan ibadah puasa sebagaimana mampu mereka menjalankannya. Hal ini akan membuat mereka nantinya terbiasa dengan bulan suci Ramadhan atau puasa.

 

5. Orang yang boleh tidak berpuasa dan wajib membayar fidiah

Adapun keringanan bagi mereka untuk tidak berpuasa yakni orang yang sudah tua, orang sakit yang tidak ada harapan sembuh, orang yang memiliki pekerjaan berat dan tidak memiliki pekerjaan selain itu, perempuan hamil, serta perempuan menyusui.

 

6. Orang yang boleh tidak berpuasa dan wajib mengqada

Bagi yang berpuasa, diperbolehkan membatalkan puasanya atau tidak berpuasa bagi yang termasuk dalam kategori orang sakit yang memiliki harapan sembuh dan bagi musafir yang hendak melakukan perjalanan jauh.

 

7. Orang yang wajib berbuka dengan mengqada

Bagi wanita-wanita yang haid dan nifas diharamkan bagi mereka untuk berpuasa. Namun wanita-wanita tersebut wajib mengqada puasanya sebanyak yang mereka tinggalkan.

 

Keutamaan Puasa Ramadhan Sesuai Hadits Nabi SAW 

Keutamaan puasa Ramadhan ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu., Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosanya yang telah berlalu”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 37 dan Muslim: 1266). Dalam hadits lain disebutkan:

 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيمَةٍ فَيَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 

Rasulullah SAW menganjurkan agar mengerjakan shalat malam pada bulan Ramadhan, akan tetapi tidak mewajibkannya. Beliau bersabda: “Siapa yang mengerjakan shalat malam pada bulan Ramad¬han dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (Hadis Shahih, riwayat Bukhari: 36 dan Muslim: 1267. teks hadis riwayat al-Bukhari).