You are here:

Swasembada Beras Ala Suku Baduy

swasembada beras

Swasembada Beras Ala Suku Baduy

Ilustrasi peta banten

Masih sangat teringat di benak kita, pada 2008 lalu dunia mengakui bahwa Indonesia berhasil melakukan swasembada beras. Hal ini tentu sebuah prestasi yang membanggakan sepanjang sejarah Indonesia. Berbicara swasembada beras, tidak ada salahnya kita melongok sejenak tradisi bercocok tanam, dalam hal ini adalah padi, pada masyarakat yang memegang teguh prinsip tradisional dan kearifan lokal di peta banten ; Suku Baduy.

Ada beberapa hal yang kemudian bisa menjadikan Indonesia di peta banten melakukan swasembada beras, yakni melalui penguatan bidang teknologi, pengokohan sistem manajemen, dan pemberdayaan para petani yang terus berkesinambungan.

Sebuah prestasi yang membanggakan memang, tetapi apakah benar hanya dengan unsur-unsur moderenitas, swasembada beras bisa terwujud?

Sekilas Baduy

Untuk masyarakat suku baduy mereka merupakan contoh masyarakat kuat dalam pegangan budaya adat istiadatnya. Bila dibandingkan dengan zaman sekarang kehidupan suku baduy jauh sangat berbeda. Masyarajkat golongan baduy ini dibagi dalam dua macam, ada yang golongan baduy dalam dan ada juga yang golongannya termasuk baduy luar. Hal yang membedakan dari kedua golongan ini bisa terlihat dari cara memakai baju dan juga dalam keseharian.

Masyarakat yang termasuk dalam golongan suku baduy biasanya daopat Anda temui di wilayah Lebak, Banten Jumlah dari golongan suku ini kurang lebih sekitar 5000 sampai dengan 8000 orang, dan yang terpenting ialah ciri khas suku ini yang tidak terekpose dari wilayah luar Hal unik dari suku ini adalah mereka paling tidak suka untuk difoto.

Untuk golongan masyarakat Baduy luar biasanya memakai baju yang berwarna hitam ditambah dengan aksesori kepala yang coraknya biru, namun dalam golongan baduy luar ini mereka tidak terisolasi dari dunia luar, contohnya saja mereka sudah menggunakan berbagai alat elektronik. Sedangkan, golongan masyarakat suku baduy dalam menggunakan baju yang identik berwarna putih ,hingga semua aksesorisnya juga, karena mereka tetap kukuh melestarikan budaya nenek moyang mereka. Nah, golongan ini tinggalnya didaerah pegunungan yang bernama Keundeung, terletak di Kabupaten Lebak dalam peta banten.

Untuk Anda dari kota Jakarta bila ingin mengenal lebih dekat suku baduy jarak yang harus Anda lalui sampai ke tempat tinggal suku baduy jauhnya sekitar 172 kilometer bila dihitung dari sebelah barat wilayah jakarta, dari Serang sekitar kurang lebh 65 kilometer jarak tempuhnya. Masyarakat golongan baduy ini memiliki luas tanah yang mereka jadikan tempat tinggal seluas 5000 hektar yang terletak di pegunungan Keundeng tersebut.

Mereka memanfaatkan lahan tanah yang ada untuk aktivitas bercocock tanam.Pola yang digunakan juga dengan tradisional. Hal yang dibanggakan dari golongan baduy ini mereka bisa melakukan swasembada beras bukan hanya disekitar mereka tai sampai ke masyarakat yang berada di luar mereka.

Mata pencaharian

Sesuai dengan yang ttelah ada sekitar ratusan tahun yang lalu di peta banten masyarakat golongan baduy mempunyai mata pencaharian nya ialah bertani tanaman padi huma. Bukan hanya profesi itu saja, masyarakat golongan ini mempunyai pendapatan bonus dari hasil berdagang buah-buahan yang suku ini dapatkan di hutan contohnya madu yang di hutan, buah durian dan juga ada asam keranji.

Bila Anda sudah menapaki tempat tinggal masyarakat golongan suku baduy luar, ciri khas dari mereka yaitu lumbung sebagai identitas tradisional dan pada masa sekarang langka untuk Anda temukan dengan mudah. Dengan begitu Anda juga harus siap beradaptasi dengan suasana baru yang jauh berbeda dengan hiruk pikuk suasana kota yang modern.

Leuit adalah sebutan para masyarakat suku baduy untuk lumbung. Leuit ini adanya di sisi sebelah kanan jalan yang merupakan gerbang masuk ke golongan masyarakat suku baduy. Lumbung itu biasanya dibuat dari bahan utama kayu denagn dinding yang masyarakat ini buat dari bambu yang telah dianyam. Sedangkan untuk bagian atasnya ditutup dengan daun dari pohon kelapayang sudah kering berupa ijuk.

Bila Anda memasuki wilayah masyarakat baduy luar semakin dekat , Anda akan menemui banyak bangunan untuk lumbung yang biasanya letaknya berada di sebelah rumah masyarakat suku ini.Terdapat dua macam leuit yang pertama itu namanya gugudangan dan yang kedua yaitu lenggang. Keunggulan dari leuit jenis Lenggang adalah mempunyai kaki lebih panjang bila dibandingkan dengan leuit jenis gugudangan.

Leuit yang jenis lenggang bisa Anda temukan dengan mudah di peta banten suku baduy yang golongan masyarakat dalam.Biasanya terdapat papan yang bentuknya bundar diantara bagian bangunan kaki-kakinya.Bentuk papan yang bundar ini mempunyai makna tersendiri selain itu juga bisa bermanfaat untuk penangkal binatang tikus. Tiap masing-masing lumpung kapasitas padi yang bisa disimpan sekitar 3000 buah ikat padi.

Ada masyarakat dari golongan suku baduy bagian dalam yang bernama alim. Alim ini biasanya mempunyai nama panggilan Ayah Mursyid. Dia berkata bahwa, hak dari kepunyaan lumbung tersebut terbagi atas dua macam, yaitu ada lumbung yang dimiliki secara bersama dan lumbung yang dimiliki atas nama keluarga. Sesuai dengan namanya lumbung bersama pastinya diisi oleh masyarakat suku baduy dengan gabah dari hasil padi yang ditanam secara bersama-sama. Gabah yang telah dipanen ini dipergunakan dalam acara yang berhubungan dengan adat. Sedangkan untuk lumbung keluarga adalah kepunyaan sebuah keluarga yang diisi dengan gabah dari hasil budidaya oleh masing- masing masyarakat suku baduy.

“Ternyata Anda tidak bisa masuk ke leuit dengan bebas, karena hanya pada hari-hari tertentu saja masyarakat disilahkan masuk ke leuit untuk mengambil gabah. Pantangan hari untuk mengambilnya cukuplah banyak. Jaro Dainah , yang merupakan pemimpin dari masyarakat adat baduy bagian luar dan juga sebagai kepala dari desa kanekes memberitahukan kepada masyarakat golongan suku baduy yang terletak di peta banten harus bisa mengatur jumlah gabah untuk keperluan mereka baik dalam sehari-hari ataupun bila diselenggarakan sebuah acara.

Kepercayaan masyarakat suku baduy ini terhadap tanaman padi yang dipercaya memberi kehidupan bagi masyarakat suku ini. Penghormatan yang masyarakat golongan suku baduy ini lakukan dengan menyelenggarakan berbagai acara adat termasuk upacara. Bentuk penghormatannya yaitu dengan cara mereka swasembada padi. Upacara nyacar biasa dilakukan masyarakat suku baduy ini. jal pertama yang biasanya dilakukan pertama kaliialah membersihkan tanah yang hendak Anda tanami. Selain upacara nyacar, terdapat juga upacara dengan nama ngaduruk. Upacara ini aktivitasnya yaitu membakar lahan tanah. Yang terakhir upacara ngaseuk, upacara ini sebagai tanda memulai kegiatan menanam.

 

Pola Bercocok Tanam

Masyarakat di peta banten golongan suku Baduy cara dalam bercocok tanamnya masih tradisional disertai dengan berpegang teguh pada aturan adat leluhur. Halo ini dibuktikan, sebagai wujud masyarakat golongan baduy dalam pemberian hormat, golongan suku Baduy menyelenggarakan ritual khusus jika ingin tanda masa tanam dimulai. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya upacar nyacar saatnya untuk lahan tanaah dibersihkan. Lalu ypacar ngaduruk memulai lahan dibakar agar subur. Setelah itu, upacara ngaseuk tanda dimulainya padi ditanam. Panduan untuk lamanya waktu tanam, masyarakat suku baduy ini masih berpegang dengan melihat posisi bintang.

Jenis Padi

Jenis padi yang dimiliki golongan masyarakat Baduy di peta banten sangat beragam Mungkin golongan masyarakat baduy memiliki 40 macam tanaman jenis padi yang ditanam dan ada di wilayah sekitar masyarakat baduy. Jangan heran bila nama dari tanaman padi ini sangat kental menggunakan bahas lokal sunda di antaranya pare koneng, pare salak, pare siang, dan pare ketan.

Perawatan Padi

Jauh berbeda bila dibandingkan dengan petani lainnya yang melaksanakan perawatan tanaman jenis padi menggunakan bahan kimia. Namun untuk golongan masyarakat suku Baduy memiliki cara yang berbeda. cara tradisional yang diambil oleh masyarakat suku baduy.

Hal yang menjadi aktvitas di peta banten petani golongan masyarakat Baduy yaitu memakai ramuan yang diproses dari camburan berbagai tanaman; cangkudu, tamiang, gempol, pacing tawa, dan lajak. Semua tumbuhan ini dicampur rata tidak lupa campuran air tuak lalu disebarkan pada tumbuhan yang mulai subur. Campuran bahan-bahan tadi menghasilkan pestisiada alamiah.

Belajar pada Suku Baduy

Nah seharusnya, langkah-langkah yang dilakukan demi kelangsunagn bahan pangan ini patut dicontoh dengan swasembada beras Kebanggaan ini harus selalu dilestarikan oleh kita semua contohlah kearifan lokal di peta banten