You are here:

9 Macam Puasa yang Diharamkan dalam Ajaran Islam

Meskipun ibadah merupakan salah satu bentuk Ibadah, namun tidak selamanya berpuasa itu diperbolehkan. Adapun beberapa waktu, situasi dan kondisi yang mengharamkan puasa tersebut haram untuk dilakukan. Lantas kapan saja puasa tersebut diharamkan.? Simak terus artikel ini hingga akhir.

Puasa adalah menahan hawa nafsu dari terbitnya matahari hingga tenggelamnya matahari. Memang tidak semua puasa menjadi wajib untuk dilakukan, ada puasa sunnah yang memberikan pahala bagi siapa saja yang menjalankannya dan jika tidak tidak akan mendapatkan dosa.

Dalam berpuasa, Islam memiliki empat hukum yaitu puasa wajib, puasa sunnah, puasa makruh, dan puasa haram. Ternyata memang ada beberapa waktu puasa yang diharamkan.

 

Puasa yang Diharamkan

Agar ibadah puasa kita menjadi ibadah yang mendatangkan pahala, yuk ketahui puasa apa saja yang diharamkan di dalam Islam.

 

1. Puasa Hari Raya Idul Fitri

Idul fitri merupakan hari kemenangan bagi seluruh Umat Muslim di dunia setelah selama bulan penuh menunaikan ibadah puasa. Menjalankan ibadah puasa di hari Raya Idul Fitri Haram hukumnya, sebagaimana diterangkan dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW melarang umatnya berpuasa di dua hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Dari Abu Sa’id Al Khudri ra, berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِصلى الله عليه وسلمنَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ.

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Muslim).

 

2. Puasa Hari Raya Idul Adha

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Idul Adha juga merupakan hari yang diharamkan untuk berpuasa. Idul Adha yang jatuhnya pada tanggal 10 Dzulhijjah ini merupakan hari raya yang juga termasuk dalam hari besar sebagai Umat Muslim.

Perayaan Idul Adha dilakukan dengan cara melaksanakan sholat ied dan umat muslim disunahkan untuk menyembelih hewan kurban serta menyantapnya. Dengan begitu, berpuasa di hari ini tidak menambah keimanan justru berdosa.

Dari Abi Ubaid Maula Ibn Azhar berkata, “Aku menyaksikan hari raya bersama Umar bin al Khattab, beliau berkata: ini adalah dua hari yang dilarang Rasulullah saw. untuk berpuasa, yakni hari berbukanya kalian dari puasa, dan hari lainnya kalian makan di dalamnya dari hewan sembelihan kalian.” (HR. Bukhari).

 

3. Puasa Hari Tasyriks

Puasa yang diharamkan selanjutnya adalah puasa tasyrik yang jatuh pada 3 hari berturut turut setelah perayaan Idul Adha yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijah. Dari riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah mengutus Abdullah bin Hudzaifah agar mengelilingi Kota Mina serta menyampaikan jika,

“Janganlah kamu berpuasa pada hari ini karena ia merupakan hari makan, minum, dan berzikir kepada Allah.”

 

4. Puasa Hari Jumat

Dalam hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda yang berbunyi:

“Janganlah khususkan malam Jumat dengan sholat malam tertentu yang tidak dilakukan pada malam-malam lainnya. Janganlah pula khususkan hari Jumat dengan puasa tertentu yang tidak dilakukan pada hari-hari lainnya kecuali jika ada puasa yang dilakukan karena sebab ketika itu.” (HR. Muslim no. 1144).

 

5. Puasa Hari Sabtu

Dari Abdullah bin Busr dari Saudarinya, yang bernama as-Shamma’, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Janganlah kalian berpuasa hari sabtu, kecuali untuk puasa yang Allah wajibkan. Jika kalian tidak memilliki makanan apapun selain kulit anggur atau batang kayu, hendaknya dia mengunyahnya.” (HR. Turmudzi 744, Abu Daud 2421, Ibnu Majah 1726, dan dishahihkan al-Albani).

 

6. Puasa Hari Syak

مَنْ صَامَ يَوْمَ الشَّكِّ فَقَدْ عَصَى أَبَا القَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: “Siapa yang puasa pada hari syak maka dia telah bermaksiat kepada Abul Qosim (Nabi Muhammad) shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari & al-Hakim).

 

7. Tanpa Izin Suami

Dari Abu Hurairah RA berkata bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,  “Tidak halal bagi seorang  istri kalau ia berpuasa, sedangkan suaminya menyaksikan (yakni ada di rumah) melainkan  dengan izin suaminya tersebut. Juga tidaklah dianggap sudah mendapat izin kalau ia dalam rumah suaminya itu, kecuali izin suaminya sendiri.” (Muttafaq ‘alaih)

 

8. Puasa Wanita Saat Haid atau Nifas

Rasulullah SAW pernah bersabda sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Bukhari yang artinya:

“Bukankah salah seorang di antara mereka (kaum wanita) apabila menjalani masa haid tidak mengerjakan sholat dan tidak pula berpuasa? Para sahabat wanita menjawab: Benar.” (HR. Bukhari).

Akan tetapi, wanita yang mengalami haid atau nifas juga harus mengganti puasa tersebut dengan puasa pada hari lainnya.

 

9. Puasa Orang Sakit yang Dikhawatirkan Meninggal Dunia

Islam tidak pernah memaksa umatnya untuk melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya. Perintah kerap disebutkan Allah SWT dalam Al-Quran surah An- Nisa ayat 29, Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.”