Apa saja Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ? Pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan, bisa terjadi di mana saja, baik di instansi pemerintah maupun perusahaan perusahaan. Dan stress menjadi penyakit yang kerap dialami oleh masyarakat modern. Dengan kata lain stres adalah hal yang lumrah dialami oleh setiap orang termasuk bayi sekalipun.
Stres ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Misalnya, anak muda yang sedang jatuh cinta tapi cintanya ditolak. Anak muda itu akan mengalami stres akibat ketertekanan batin. Pengaruh stres bisa berwujud banyak rupa seperti hilangnya nafsu makan, perut mulas, kepala terasa pusing dan lain sebagainya. Yang pasti pengaruh stress berdampak merugikan kesehatan.
Faktor Penyebab Stres di Dunia Kerja
Bila suatu pekerjaan dilakukan bukan dengan rasa suka dan cinta terhadap pekerjaan itu, pekerjaan tersebut akan berpotensi menjadi faktor pencetus stres. Pekerjaan yang dilakukan karena keterpaksaan hanya akan menjadi penekan batin luar biasa. Apalagi pekerjaan tersebut sangat sulit dilepaskan karena ketakberdayaan potensi untuk mencari bidang kerja lain yang lebih diminati.
Aspek lain yang berpotensi memicu munculnya stres di lingkungan kerja adalah:
Stres muncul karena gaji atau imbalan kerja yang tidak seimbang dengan beban kerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa orang mencari pekerjaan karena ingin mendapatkan upah atau imbal jasa yang dapat dipakai sebagai penopang hidup. Kalau gaji tidak mampu mencukupi biaya kehidupan sehari-hari, stres itu akan datang dengan sendirinya. Kodrat manusia adalah berusaha untuk mendapatkan lebih dan lebih banyak materi agar bisa hidup layak.
Atasan yang terlalu menuntut, tidak mempunyai leadership skill yang bagus, lemah dalam komunikasi, akan menjadi faktor stres bagi para bawahannya. Sangatlah tidak enak bekerja pada bos yang tidak terlalu cerdas tapi maunya menang sendiri. Selain itu juga, atasan yang selalu ingin mendapatkan pujian dari bawahan tapi tidak pernah memuji atau memotivasi apalagi menghargai hasil jerih payah bawahan.
Atasan yang sering marah-marah tanpa sebab yang tak jelas juga akan menambah stres kerja. tasan yang tak mampu memberikan deskripsi kerja yang jelas juga sangat tidak mendukung lingkungan kerja yang kondusif.
Penyebab berikutnya adalah beban kerja yang terlalu banyak, dan overlap working. Karyawan yang terlalu banyak mengerjakan aplikasi kerja, memiliki potensi stress lebih tinggi dari pada yang lain. Job diskripsi yang kabur, sehingga satu orang karyawan mengerjakan berbagai urusan yang berbeda. Menyebabkan bertambahnya jam kerja dan tentu waktu istirahatnya berkurang.
Terlebih lagi, setiap hari mereka harus menjalankan tugas di bawah tekanan yang cukup berat. Kondisi kerja seperti ini, dalam jangka panjangnya tak baik bagi kesehatan pegawai.
Tuntutan beban kerja yang melebihi skill yang dimiliki juga akan membawa stres berkepanjangan bagi seorang karyawan. Lebih-lebih kalau karyawan tersebut adalah karyawan yang mempunyai tipe bukan seorang pejuang dan pembelajar sejati. Beban kerja yang semakin banyak hanya akan membuatnya semakin tertekan.
Efek dari Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Saat stres kerja tak tertangani dengan baik, maka kinerja karyawan yang bersangkutan pasti menurun. Sebelum stres kerja ini semakin parah dan akan sangat mengganggu kinerja perusahaan, ada ciri-ciri yang hendaknya diketahui oleh atasan atau bidang SDM.
Karyawan yang bersangkutan terlihat murung, lelah, pucat yang akhirnya banyak bolos dengan alasan yang bermacam-macam. Mulai dari sakit, pusing kepala, macet, orang tua yang sakit, mertua datang dan ingin ditemani, anak sakit, dan lain sebagainya. Yang pasti mereka tak nyaman dengan suasana tempat kerjanya.
Target kerja tak tercapai
Dampak stress yang diakibatkan karena pekerjaan, tentu berkaitan dengan kinerja. Misalnya sering menolak perintah atasan dengan alasan karena sakit dan problem kesehatan lainnya. Kinerjanya tak sesuai dengan target yang telah ditetapkan atau molor dari deadline dengan berbagai alasan yang mungkin tidak masuk akal.
Bayangkan jika dalam perusahaan yang mengalami stress tak hanya satu melainkan banyak orang, bakalan menyebabkan omzet penjualan turun drastis. Ini bukanlah sesuatu yang tak masuk akal, banyak perusahaan yang gulung tikar, lantaran pemilik perusahaan tak peka dengan permasalahan internal perusahaannnya sendiri.
Perusahaan yang hanya melulu mengejar omzet tanpa memperbaiki kesejahteraan pegawainya, termasuk pelanggaran UU Ketenaga kerjaan, dan layak untuk dituntut ke meja hijau.
Karyawan yang stres akan lebih emosional dan antisosial
Tersinggung sedikit, seketika langsung marah, atau mengeluarkan ekspresi negative lainnya. Hal ini akan mempengaruhi tingkat emosi karyawan lainnya. Emosi dapat menyebar dan membawa energi negatif yang berbahaya apabila tidak dikendalikan dengan baik.
Bentuk lain sikap negative yang disebabkan oleh stress kerja salah satunya adalah prilakunya menjadi antisocial. Maksudnya karyawan tersebut akan menarik diri dari pergaulan dengan sesama karyawan. Sifat mengisolasi diri ini terjadi karena adanya krisis rasa percaya diri dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh karyawan tersebut. Sikap antisosial seperti ini sangat kontra produksi ketika dia masuk dalam bagian tim kerja yang mengharuskan si pegawai bekerja saja dengan pegawai lainnya.
Banyak yang berhenti kerja
Suasana kerja yang tak nyaman, dengan beban kerja berlebihan, membikin cepat stress. Kondisi seperti ini bakalan tak membikin pegawai tak betah lagi mencari uang di tempat kerja. Perasaannya ingin segara mengundurkan diri dari tempat kerja dan cari lowongan kerja baru lagi.
Tentu keputusan seperti sangat merugikan kedua belah pihak, di sisi perusahaan banyaknya pegawai yang mengundurkan diri berakibat terganggunya proses produksi, sehingga manajemen mengeluarkan biaya lagi untuk rekuitmen karyawan baru dan tentu melatih lagi karyawan barunya agar bisa beradaptasi dengan sistem produksi.
Diskripsinya ketika beban kerja yang berat, memicu stress pada karyawan. Kalau stress di likungan kerja tak segara ditangani, secara langsung menyebabkan turunnya produktifitas kerja. Perusahaan harus mengerti tentang masalah ini, dan harus bertanggungjawab terhadap masalah ini.
Cara Penanganannya
Stress ketika kerja merupakan hal yang lumrah adanya. Stress bisa menimpa semua devisi dari pimpinan sampai bawahan pun, tentu tingkat stress berbeda tergantung tingkat kesulitan permasalahan yang dihadapi setiap individu.
Ada sejumlah solusi menajemen stress agar tak berkembang menjadi hal negative. Berikut ini solusi yang biasa dilakukan oleh perusahaan yang peduli dengan masalah ini.
Rutinitas kerja yang menjemukan, bisa memicu stress walaupun tak parah. Rotasi kerja merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan pegawai. Dengan merotasi pegawai di tempat / devisi yang baru, dengan suasana kerja yang baru pula, diharapkan bisa menambah gairah kerja karyawan. Penerapan rotasi kerja dilaksanakan minimal dua kali setahun.
Konsultasi Karyawan
Mengajak karyawan yang stres berbicara dan mendiskusikan permasalahan yang sedang dihadapinya akan membuat suasana cair dan mungkin juga akan membuat stres kerja yang dialami oleh karyawan segara reda. Sekiranya perusahaan tak mampu, menggelar konsultasi secara personal, bisa mendatangan agen konsultan managemen yang memang memiliki keahlian dibidang konseling sumber daya manusia.
Perusahaan besar pasti memiliki sendiri devisi HRD dan konsultasi. Pada devisi diisi orang yang memiliki latar pendidikan psikologi, ahli manajeman sumber daya manusia. Tugas mereka adalah menganalisa kinerja para karyawan, memberikan konsultasi psikologi, memberikan masukan kepada direksi.
Olahraga
Solusi cerdas kedua adalah berolah raga secara teratur. Olahraga bermanfaat menjaga kebugaran dan sangat efektif menghilangkan stress. Misalnya futsal bareng dengan teman kerja ketika liburan atau selepas pulang kerja. Kalau perlu diadakan pertandingan dalam satu perusahaan.
Outbond
Outbond merupakan salah satu terapi yang bisa menghilangkan stress di tempat kerja. Kegiatan Outbond itu semacam training SDM, pengembangan diri yang dengan konsep permainan. Outbond biasanya dilaksanakan di ruang terbuka atau di tempat-tempat wisata.
Sambil wisata, peserta diberi training tentang bagaimana cara membangun tim kerja yang solid, menjaga kekompakan, dan problem solving secara cepat. Paket outbond yang ditawarkan oleh biro wisata, banyak diminati perusahaan dan sekolah-sekolah sebagi pengisi hari libur.
Wisata bersama merupakan jalan penyelesaian yang menarik. Walaupun membutuhkan dana yang besar. Tapi perusahaan yang mengerti dengan kebutuhan karyawan, tentu memilik anggaran khusus untuk alokasi wisata. Manfaat wisata bersama antara lain menjalin komunikasi yang lebih harmonis antara karyawan dan pimpinan. Hal ini juga dapat meningkatkan loyalitas karyawan, karena mereka merasa dihargai oleh perusahaan. Akibatnya, tingkat keluar-masuknya karyawan menjadi semakin rendah.
Demikianlah sedikit ulasan tentang pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan Yang ternyata masalah ini bukanlah masalah sepele melain juga menjadi tanggung jawab perusahaan.