You are here:

Pengembangan Jenjang Karir Karyawan

jenjang karir

Mengapa harus ada pengembangan jenjang karir karyawan ? Karir bagi sebagian orang menjadi sangat sensitif. Sebab, karir dikaitkan dengan gaji, tunjangan jabatan, dan fasilitas perusahaan. Selain itu, karir menjadi ukuran keberhasilan seseorang dalam bekerja. Pengembangan karir ini menjadi satu aset bagi perusahaan demi mendapatkan hasil kinerja karyawan yang lebih baik.

Jenis Pengembangan Jenjang Karir

Beberapa perusahaan menerapkan langkah-langkah sistematis dalam hal pengembangan karir karyawan. Langkah-langkah itu sendiri tertuang dalam peraturan perusahaan yang diketahui oleh semua karyawan. Siapapun yang ingin mendapatkan promosi, ia harus mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan itu. Kejelasan ini untuk menghindari pengambilan keputusan atas dasar suka atau tidak suka dari pimpinan kepada para karyawannya. Kalau satu landasan keputusan karena kedekatan emosional, maka pengembangan karir itu akan sangat kental dengan kolusi, korupsi, dan nepotisme.

Hal tersebut tentu saja akan menimbulkan perasaan iri dan cemburu dari karyawan lain. Bagi karyawan yang merasa diperlakukan tidak adil, mereka akan keluar dan mungkin malah akan lebih berkembang di tempat lain. Sedangkan bagi karyawan yang tidak bisa pindah karena beberapa alasan, mereka tidak akan menaruh hormat kepada pimpinannya dengan cara yang semestinya yang keluar dari lubuk hati mereka yang paling dalam. Rasa hormat itu tidak lain hanya karena menghargai pimpinan sebagai pimpinan.

Setelah pimpinan tidak lagi menjadi pimpinan, ia tidak akan mendapatkan penghargaan dan penghormatan lagi. Hal ini karena ketika ia menjadi pimpinan ia tidak berlaku adil. Tidak mudah menjadi seorang pimpinan itu. Susno Duadji mengatakan bahwa 1% kaki pimpinan itu ada di surga dan 99% kakinya ada di neraka. Keadilan bisa ditegakkan terutama dalam mengembangkan karir karyawan kalau visi dan misi pimpinan memang untuk kemajuan bersama dan bukan Karena ada faktor lain diluar dunia profesionalitas.

Dampak Promosi yang Tidak Berdasarkan Profesionalisme

Banyak hal yang kurang baik terjadi ketika pengangkatan atau promosi seorang karyawan yang tidak pantas atau belum pantas dilakukan. Suasana kerja menjadi berbeda dan karyawan yang bersangkutan pun tidak mendapatkan penghargaan yang semestinya sebelum ia memantaskan diri untuk mendapatkan promosi tersebut. Seharusnya pimpinan sangat peka dalam hal ini dan mengumumkan persyaratan yang bisa terukur sebagai bagian dari menjalankan mekanisme yang ilmiah dalam pengangkatan seorang karyawan.

Budaya atau politk ‘suka tidak suka’ yang dijalankan oleh seorang pimpinan, sadar atau tidak sadar hanya akan menumbuhkan budaya menjilat. Tentu bukan sesuatu yang baik ketika di suatu perusahaan para karyawannya berusaha mengambil hati pimpinan dengan segala cara. Akhirnya semua akan dirugikan karena akan ada budaya ‘asal bos senang’ di tengah karyawan. Lambat laun, perusahaan itu akan hancur Karena praktik yang tidak sesuai dengan hati nurani di jalankan dengan cara bersama-sama.

Sebaiknya peraturan itu berdasarkan keadilan dan kewajaran agar apa yang dihasilkan akan memberikan dampak yang luas kepada semua orang yang bekerja di perusahaan itu. Pimpinan melihat karyawannya sebagai aset yang harus dikembangkan demi peningkatan kinerja perusahaan. Karyawan pun akan berusaha meningkatkan kemampuannya demi membuat dirinya bisa berlari bersama yang lain dalam mengembangkan kinerja perusahaan.

Langkah Mengembangkan Diri

Pertanyaannya, apakah yang diincar seorang karyawan? Jabatan ataukah pendapatan perbulannya? Bisakah para karyawan merancang karir sesuai harapan dan urutan? Misalnya, dari karyawan bawahan yang tidak tetap, lalu naik ke level karyawan tetap.

Selanjutnya, melangkah menjadi supervisor, lalu manajer, CEO, sampai kepada direksi? Bisakah seperti itu? Mungkin bisa, tetapi bagaimana caranya dan berapa lama?

Ada yang begitu cepat melangkah dari satu poisis ke posisi yang lain. Tetapi ada juga yang tidak terlalu cepat atau bahkan tidak melangkah sekian lama dari posisi yang semula. Mulai detik ini, semua karyawan harus bertanya secara reflektif kepada dirinya sendiri. Jika perlu, bercerminlah dan amati dirimu dengan saksama. Berapa lama sudah bekerja, apakah penghasilan yang sekarang mencukupi? Apakah pekerjaan yang sekarang dilakoni membuat tumbuh berkembang dan bisa belajar banyak hal?

Pentingnya Kesadaran Diri dan Tujuan dalam Berkarir

Tidak inginkah menjadikan kerja rutinitas sebagai sebuah karya yang berharga bahkan dapat dinikmati hingga puluhan tahun? Percayakan kepada suara hati jangan takut untuk berkarir, bekerja, berkarya, dan terus belajar untuk menjadi best of the best (unggul di antara yang terbaik). Kompetisi pekerjaan semakin hari semakin menjadi-jadi. Hampir setiap hari selalu ada orang yang mencari informasi lowongan pekerjaan lewat koran maupun situs online. Sering terjadi seorang fresh graduate, tidak lagi memperhatikan ada atau tidaknya jenjang karir bagi pekerjaannya, yang penting bagaimana ia memiliki pekerjaan dan punya penghasilan.

Akibatnya, begitu banyak karyawan berada dalam posisi yang sama selama bertahun-tahun. Celakanya lagi, kalau fresh graduate tadi sudah bekerja, terkadang karyawan lama enggan berbagi pengalaman dan sudah terlanjur berada di “zona aman”. Ada semacam ketakutan, kalau ia berbagi pengalaman dan bawahannya menjadi lebih pintar posisinya akan tergerus dan tergeser.

Budaya Berbagi Ilmu dan Keikhlasan dalam Bekerja

Padahal berbagi itu tidak akan merugikan. Semakin banyak ilmu yang dibagikan, akan semakin baik. Tidak akan hilang ilmu atau pengalaman yang dibagikan itu. Bahkan apa yang dibagikan itu akan menjadi tabungan amal. Ilmu yang tidak dibagikan hanya bermanfaat bagi diri sendiri. Sebaliknya, ilmu yang dibagikan malah akan bertambah. Bahkan dengan lebih sering membagi ilmu, akan semakin banyak rezekinya. Tak perlu sungkan berbagi. Kalaupun orang yang dibagi ilmu lalu mendapatkan promosi lebih cepat, itu artinya mempunyai andil dalam kesuksesan orang lain.

Tidak perlu cemburu karena setiap orang telah mempunyai nasib dan takdir yang harus dijalaninya sendiri. Pasti ada jalan untuk mendapatkan apa yang telah diinginkan sejak lama. Terkadang jalan itu akan menjadi jalan yang tidak pernah diduga. Tiba-tiba telah berada di jalan yang akan membawa keberhasilan diri tanpa harus susah apayah lagi karena kerja keras itu telah dilakukan sebelumnya. Tidak mungkin mendapatkan kemudahan dengan mudahnya bila tidak pernah memberikan jalan yang mudah bagi kemajuan orang lain.

Menyikapi Promosi dan Tantangan Jabatan Secara Bijak

Jangan meremehkan perbuatan baik yang pernah dilakukan. Suatu saat balasan itu akan sangat manis. Setiap perbuatam, apapun itu, akan kembali kepada diri sendiri. Banyaklah berbuat baik karena perbuatan baik bagaikan air jernih nan sehat yang akan memberikan kesegaran kepada tubuh. Pimpinan yang tidak segan memberiak ilmu kepada karyawannya, akan menjadi seorang pemimpin yang dianggap sebagai seorang guru.

Bisa dibayangkan bagaimana ketatnya memperoleh jenjang karir di internal perusahaan. Akibatnya, tidak ada kepercayaan dan tidak ada generasi penerus. Sebagian orang mengira, seseorang yang bekerja pada perusahaan keuangan memiliki masa depan cerah karena adanya jenjang karir. Coba pikir, kalau kebetulan karyawan tersebut seorang sekretaris, apakah ada terusan jenjang karirnya? Tidak, ia stagnan.

Sebenarnya tidak setiap promosi itu akan memberikan kenikmatan kepada orang yang dipromosikan. Banyak orang yang tidak sanggup mendapatkan cobaan berupa promosi yang begitu cepat. Jabatan barunya malah membuatnya lebih jauh dari keluarga dan Tuhannya. Tentu bukan sesuatu yang diinginkan terjadi. Oleh karena itulah, setiap karyawan harus diberi pendidikan agar apapun yang mereka dapatkan mereka harus bersyukur agar tidak tersesat di jalan yang tidak benar.

Jenjang Karir

Prinsipnya, jenjang karir tidak berbatas kepada urutan atau level, tetapi ketika seseorang merasa bahwa jalan atau pekerjaan yang sedang dilakoninya mampu membangun hidupnya, baik di masa kini maupun nanti, ia akan merasa bahagia dan percaya diri. Karenanya, ia akan produktif, kreatif, dan mendatangkan untung besar.

Memang, merumuskan jenjang karir harus diperhatikan dengan tepat. Sebab, hal ini menyangkut kemampuan perusahaan dalam memadukan sistem pengembangan karir karyawan secara integral baik untuk karyawan maupun untuk perusahaan. Ingat, membangun karyawan profesional sama dengan aset untuk perusahaan.

Jenjang karir yang telah dibangun perlu dievaluasi supaya perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat dan jitu dalam menjalankan bisnisnya. Setiap perusahaan (instansi atau institusi) berbeda satu sama lain dalam urusan dan urutan jenjang karir.

Maka sejatinya, dapat kita simpulkan inti dari pengembangan karir adalah menerima tanggung jawab yang lebih besar, adil, jujur, terbuka, realistis, profesional, empati, dan berbagi dengan semua karyawan. Lalu apa rencana terpadunya untuk jenjang karir. Menaruh perhatian pada hal yang sedang dijalani sekarang akan menentukan seberapa baik hasil di masa depan.