You are here:

Belajar Kasus Etika Bisnis dan Contoh Etika Berbisnis

contoh etika berbisnis

Belajar Kasus Etika Bisnis dan Contoh Etika Berbisnis – Pada Masa kini, kasus etika bisnis tak lagi soal kekerasan fisik melainkan lebih kompleks daripada itu. Para pengusaha tak lagi diancam oleh pembunuh bayaran suruhan pesaingnya, namun juga harus siap menghadapi intrik yang sedemikian rupa. Pendek kata, siapa pun yang ingin terjun di dunia bisnis, harus siap dengan segala macam rasa termasuk pahit dan manisnya.
Meski demikian, bukan berarti memilih bisnis sebagai jalan hidup itu diharamkan. Justru sebaliknya, sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu justru didapat dari kegiatan bisnis. Logikanya, semakin susah sesuatu itu didapat, maka semakin berharga sesuatu tersebut. Pun ketika seseorang menggeluti dunia bisnis yang artinya orang tersebut harus siap berperang melawan beragam kasus etika bisnis yang semakin hari semakin meningkat.
Sebagai pengantar, penting bagi calon pengusaha untuk memahami kasus etika bisnis dan contoh etika berbisnis agar tidak kaget ketika benar-benar terjun di dalam dunia tersebut. Apa saja kasus-kasus tersebut dan bagaimana cara menyikapinya, terlebih untuk pengusaha yang masih baru merintis?

Contoh-contoh Kasus Etika Bisnis

1. Pembajakan Ide dan Karyawan

Dalam dunia bisnis, kita akan mengenal istilah ATM, yang artinya: amati, tiru, dan modifikasi. Namun, hal tersebut tidak sama dengan menyontek apalagi mengaku-ngaku. Misalnya, dalam kasus etika bisnis skala sederhana saja, dua orang mahasiwa yang sama-sama bergelut di bidang bisnis sedang terlibat pembicaraan. Karena percaya, mahasiswa 1 memberitahu ide-ide apa yang akan ia lakukan untuk mengembangkan bisnisnya.
Mahasiswa 1 tersebut berkeyakinan bahwa temannya tak mungkin akan mencuri idenya mengingat persahabatan mereka berdua yang sudah sangat dekat selama ini. Namun apa yang terjadi? Mahasiswa 2 menjiplak ide dari mahasiswa 1 tanpa adanya izin apalagi konfirmasi. Bagaimana perasaan kita bila kita adalah mahasiswa 1? Geram, bukan?
Masalah lebih besar atas pembajakan ide tersebut bisa juga dengan cara lain. Ibarat agen FBI, perusahaan A menyuruh salah satu pegawainya untuk pura-pura resign dan melamar di perusahaan B. Tujuannya adalah untuk mengetahui rahasia atas kesuksesan perusahaan B.
Pegawai tersebut kemudian melancarkan aksinya. Setelah sekian lama bekerja di perusahaan B dan mengetahui banyak rahasia, pegawai tersebut kemudian resign dan kembali kepada perusahaan A dengan membawa hasil berupa rahasia penting tersebut. Kasus etika bisnis semacam ini bisa dibilang lebih kejam daripada pembunuhan.
Selain pembajakan ide, ada juga pembajakan karyawan. Misalnya, si A adalah salah satu auditor teladan di sebuah KAP 1. Setelah sekian lama bekerja di perusahaan KAP 1 dan memiliki segudang pengalaman, datanglah KAP 2 kepada si A untuk menawarkan pekerjaan yang sama dengan gaji dan jabatan yang lebih tinggi. Sebagai manusia yang masih normal, tentu saja si A tertarik dengan tawaran tersebut.
Pihak yang mengajari, memberi training , dan membekali beragam pengalaman pada si A adalah KAP 1, namun yang menikmati hasilnya KAP 2. Meski kasus ini tak serta merta langsung bisa diklaim sebagai kasus etika bisnis, tetapi bila bertanya pada hati nurani, kita akan setuju bila tindakan tersebut juga salah satu contoh dari kasus etika.

2. Sindiran Produk Sejenis

Bila contoh kasus yang pertama tak terlalu terlihat jelas, jenis kasus etika bisnis yang kedua ini bisa diketahui oleh semua lapisan masyarakat. Namun, semua orang serasa memakluminya dan mereka hanya berkata, Namanya juga persaingan! Mau bukti?
Lihat saja di televisi tentang iklan-iklan dari beragam produk. Saring kemudian teliti iklan-iklan dari produk yang sejenis. Kemudian kita baru bisa menyimpulkan bahwa mereka saling menyindir, walau mungkin secara halus, produk dari perusahaan lain yang sejenis.
Bila ingin yang lebih kejam lagi, kita mungkin akan dengan mudah menemukan black campaign yang dikoar-koarkan oleh kelompok tertentu atas kelompok yang lain. Menjelek-jelekkan agen naskah tertentu secara terbuka agar agen naskah miliknya terlihat bagus. Itu contoh kasusnya bila dalam dunia literasi.
Bisa juga secara terang-terangan memuji produk buatan sendiri (terlalu narsis) dan tak luput dari menjelek-jelekkan produk buatan orang lain. Intinya adalah mengangkat diri sendiri (perusahaan) dengan cara menyudutkan dan menjelek-jelekkan orang lain.

3. Menggunakan Bahan-bahan Terlarang

Agar murah, produsen/pengusaha kadang-kadang menggunakan cara-cara yang sangat tidak lazim. Misalnya, menggunakan bahan pewarna pakaian untuk mewarnai makanan dengan alasan lebih murah. Produsen atau pengusaha tersebut tak pernah berpikir apa akibat dari perbuatannya tersebut. Kasus etika bisnis semacam ini sudah tergolong tindak pidana kejahatan karena membahayakan nyawa orang lain.

Agar Tidak Terjebak pada Kasus Etika Bisnis

Sebagai pengusaha baru, wajar bila mungkin kita masih lugu dan polos. Beragam pengaruh pun akan datang dan pergi kepada kita, baik pengaruh positif maupun negatif. Banyak juga yang mungkin berkata kepada kita bahwa beberapa kasus etika bisnis di atas adalah wajar. Toh yang melakukan tak cuma kita. Toh itu namanya kreatif, kalau tidak lincah bagaimana dapat uang, dan beragam alasan yang mungkin akan mereka masukkan ke dalam pikiran kita. Lalu, apa yang harus kita lakukan?
Mungkin benar bila aku harus melakukan ini, secara kalau gak gini gak bakal dapat untung!
Jreng
Awalnya kita membenarkan tindakan kita. Lama- lama biasa. Apa yang harus kita lakukan agar tidak terjebak pada kasus etika bisnis seperti di atas?

1. Bisnis Harus Penuh Etika

Pahamilah bahwa karena bisnis itu berhubungan dengan orang lain selain kita, maka bisnis WAJIB beretika. Ketika kita ingin berbuat curang, misalnya black campaign , tanyakanlah pada hati nurani, apakah cara tersebut baik?
Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita panen. Sama seperti berbisnis. Bila melancarkan bisnis orang lain, bisnis kita sendiri juga akan lancar. Yakinlah bahwa rezeki tak akan tertukar. Tugas kita hanya berusaha selurus-lurusnya dan sebaik-baiknya.
Tak peduli orang lain mengatakan kita cupu karena kejujuran kita. Justru bila ditelaah lebih lanjut siapa sebenarnya yang cupu ? Mencelakan orang lain sama halnya dengan membuat lubang kematian untuk diri sendiri. Itu sebabnya jangan pernah berpikir untuk tergoda sedikit pun.

contoh etika berbisnis melibatkan praktik bisnis yang adil, transparan, dan bertanggung jawab. Contohnya, perusahaan yang memperlakukan karyawan dengan adil, menjaga keberlanjutan lingkungan, memberikan informasi jujur kepada konsumen, dan beroperasi sesuai dengan hukum dan norma sosial. Etika bisnis tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga membangun reputasi positif dan hubungan baik dengan pelanggan serta pemangku kepentingan lainnya.

2. Berkomitmen

Setelah meneguhkan prinsip akan bisnis yang beretika, selanjutnya adalah berkomitmen positif. Untuk menjaga komitmen tersebut, ada baiknya bila kita bergabung dalam kelompok komunitas yang positif. Tak ada waktu untuk membuat strategi yang mencelakakan orang lain karena tujuan bisnis kita justru untuk menebar manfaat bagi orang lain.

3. Semakin Sulit, Semakin Berharga

Bisa jadi prinsip kita mungkin akan ditertawakan oleh banyak orang. Kita juga akan dianggap sok suci dan sok baik. Sepanjang waktu kita mungkin akan jadi bahan tertawaan. Tak usah lebay , kita tak berjuang sendiri kok
Kita harus sadar bahwa menegakkan kebaikan semakin lama seperti menggenggam bara api. Hanya keyakinan dan keteguhan iman memang yang bisa meluruskan niat kita. Semakin sulit sesuatu itu kita dapatkan, maka semakin tak ternilai harganya. Begitu pula sebaliknya.
Bila saat ini kita adalah pengusaha baru atau calon pengusaha, adalah penting untuk memelajari kasus etika bisnis yang beragam, baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan memelajari kasus etika bisnis tersebut, setidaknya kita akan memiliki paham untuk tidak masuk pada lubang yang sama. Mengerti kasus etika bisnis bukan untuk ikut-ikutan dilakukan demi kepentingan pribadi, namun untuk dihindari sebisa mungkin demi kemaslahatan umat.

Itulah artikel mengenai kasus etika bisnis dala perusahaan dan contoh etika berbisnis. Semoga bermanfaat.