You are here:

Hukum Tidur di Bulan Puasa Menurut Islam

hukum tidur di bulan puasa menurut Islam

Hukum tidur di bulan puasa menurut Islam sudah ada ketentuannya. Tidur tidak dilarang karena ini merupakan kebutuhan dari tubuh setiap manusia. Di mana, tubuh perlu istirahat untuk mengembalikan energi dan semangat. Beberapa orang memiliki pola istirahat tertentu yang bisa berubah pada saat menjalankan ibadah puasa. Kecenderungannya kebutuhan tubuh untuk diistirahatkan melalui tidur siang jadi lebih besar. Hal ini dikarenakan jam istirahat di malam hari jadi lebih pendek. Namun istimewanya orang berpuasa, tidur saja bisa dihitung suatu aktivitas kebaikan dan mendatangkan pahala apabila dilakukan mengikuti ketentuan yang baik.

Hukum Tidur di Bulan Puasa Menurut Islam dari Segi Ibadah

Tidurnya orang yang berpuasa merupakan ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya mustajab, pahala amalannya dilipatgandakan. Ini merupakan isi dari hadits kuat yang diriwayatkan oleh Baihaqi.

Dari sini sudah sangat jelas bahwa hukum tidur di bulan puasa menurut Islam itu sunnah. Apabila dikerjakan mendapatkan pahala, ditinggalkan tidak berdosa. Hal ini menjadi keringanan bagi umat muslim terutama selama bulan Ramadhan.

Aktivitas positif di malam hari seperti dzikir bersama, tadarus Al-qur’an, bangun sahur hingga terjaga sampai subuh cukup memakan waktu. Porsi istirahat malam jadi lebih sedikit karena setiap orang berlomba mencari pahala dengan berbagai aktivitasnya.

Sehingga pada pagi atau siang harinya tubuh terasa lelah dan mengantuk. Ini merupakan mekanisme alami yang umum terjadi pada setiap manusia. Sehingga wajar apabila siang hari banyak orang berpuasa menambah jam tidur untuk mengganti jam malamnya.

Hukum tidur di bulan puasa menurut Islam untuk kasus diatas berpahala. Sebab artinya, tubuh kelelahan oleh aktivitas positif yang mendatangkan kebaikan. Bukan karena bermalas-malasan untuk menghindari pekerjaan.

Bukan sebagai pelarian untuk menunggu sampai jam berbuka agar tidak merasakan lapar. Bahkan dari segi kesehatan hal tersebut dimaklumi dan tidak perlu dipaksakan untuk tetap beraktivitas.

Hukum tidur di bulan puasa menurut Islam adalah sunnah terutama jika dilakukan guna menghindari hal-hal negatif. Misalnya menghindari aktivitas yang dapat mendatangkan dosa seperti ghibah, menonton tayangan tanpa filter, atau aktivitas negatif lainnya.

 

Syarat Tidur Bernilai Ibadah selain Puasa

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua tidur pada bulan puasa itu bernilai ibadah. Apabila tujuannya untuk menghindarkan diri dari aktivitas kebaikan, bisa jadi justru tidak mendapatkan keberkahan.

Salah satunya dilakukan untuk mempersingkat waktu puasa supaya menghindari lapar. Namun tidak diiringi dengan perbuatan kebaikan lainnya. Misalnya tidak berdzikir, membaca Al-qur’an dan sunnah lainnya.

1.Diniatkan ibadah

Syarat pertama hukum tidur di bulan puasa menurut Islam agar berpahala adalah karena niatnya untuk ibadah. Berhadap keridhoan dari Allah Swt karena dibalik istirahat tersebut sudah melakukan sunah lainnya.

2.Tidak menghindari waktu sholat

Syarat berikutnya adalah tidak untuk menghindari waktu sholat. Tidak dilakukan pada jam atau waktu subuh, dzuhur dan ashar. Sebab menyegerakan sholat merupakan perbuatan sunah yang pahala akan dilipatkan apabila selama Ramadhan.

3.Tidak dilakukan sepanjang waktu

Syarat selanjutnya adalah tidak dilakukan sepanjang waktu. Meski selama Ramadhan energi lebih cepat terkuras, namun bukan berarti digantikan dengan istirahat berlebihan. Contohnya selama libur atau hari minggu tidur seharian, ini tidak dianjurkan.

4.Kelelahan karena ibadah

Kelelahan karena beribadah kemudian ketiduran mendatangkan pahala. Contoh, kelelahan setelah membaca Al-qur’an, mendengarkan ceramah siraman rohani kemudian mengantuk, atau setelah melakukan aktivitas positif lainnya.

Apabila lelah karena hal-hal kurang bermanfaat seperti memainkan game online, atau perbuatan negatif, tidak akan mendatangkan pahala. Hukum tidur di bulan puasa menurut Islam dalam hal ini justru tidak dibenarkan.

5.Dilakukan pada waktu yang dianjurkan

Istirahat orang muslim ada aturannya yang akan mendatangkan pahala dan keberkahan. Meski tidak mendatangkan dosa, namun tidur pada jam-jam atau waktu tertentu bisa mengurangi pahala ibadah.

 

Waktu Tidur di Bulan Puasa yang Tidak Disarankan

Supaya tidur bernilai ibadah serta memberikan kebaikan untuk tubuh, maka harus dilakukan pada saat paling tepat. Sebab terdapat waktu yang sebaiknya dihindari untuk tidur kecuali dalam kondisi terpaksa.

1.Setelah sholat Subuh

Setelah subuh adalah waktu paling menggoda untuk kembali tidur. Sebab selama puasa, sebelum subuh umar muslim makan sahur, kondisi perut kenyang dan kurang istirahat pada malamnya menyebabkan setelah subuh mengantuk. 

Namun ini harus dihindari, sebab subuh merupakan waktu paling tepat untuk berdzikir, membaca Al-qur’an atau aktivitas fisik. Bahkan waktu ini paling tepat digunakan untuk mulai menjemput rezeki.

2.Setelah sholat Ashar

Setelah Ashar, orang berpuasa biasanya mulai kehabisan tenaga lelah kemudian mengantuk. Namun waktu ini juga tidak disarankan bukan hanya dari segi agama namun juga kesehatan. Bisa menyebabkan linglung pada saat bangun.

3.Setelah makan

Setelah makan berbuka atau sahur sebaiknya tidak tidur meski kenyang dan mengantuk. Dari segi kesehatan ini bisa menyebabkan gerd atau gangguan pada lambung. Selain itu juga memicu kegemukan dan diabetes.

4.Sebelum melaksanakan sholat Isya

Malam hari, selelah apapun usahakan untuk sholat Isya terlebih dahulu. Berpuasa kemudian berbuka bisa menyebabkan orang malas karena makan terlalu banyak. Jika langsung tidur bisa jadi melewatkan waktu Isya yang merupakan sholat wajib.

Lalu kapan disarankan untuk beristirahat? Paling ideal adalah sebelum dzuhur antara jam 11.00 sampai 12.00 atau sesudahnya yaitu antara 13.00 sampai 14.00. Sebab kedua waktu tersebut cukup panjang.

 

Hukum Tidur di Bulan Puasa Menurut Islam dan Ibadah Lainnya

BACA JUGA : Pengertian Ishoma dan Tips Memanfaatkan Waktu dengan Baik

Meski mendapatkan kebaikan serta pahala ketika beristirahat siang, selain perlu dibatasi juga perlu ditambah dengan aktivitas lain. Beberapa rutinitas berikut ini menjadi pelengkap ibadah puasa sebagai alternatif selain tidur siang.

1.Aktif kegiatan masjid

Meski hukum tidur di bulan puasa menurut Islam adalah sunnah, namun lebih baik lagi apabila diiringi juga dengan aktivitas lainnya. Salah satunya adalah berkegiatan di masjid apabila libur dari pekerjaan atau sekolah.

2.Menyiapkan Agenda bulan Ramadhan

Misalnya bergabung dengan Takmir masjid membahas acara Nuzulul Qur’an, penerimaan pembagian dan pengelolaan zakat fitrah, atau persiapan menyambut hari raya Idul Fitri. Ini jauh lebih positif.

3.Menyelesaikan pekerjaan utama

Menyelesaikan pekerjaan di kantor, lokasi usaha, sekedar membantu orang tua di rumah juga bisa bernilai ibadah. Pahalanya berlipat dan lebih disukai karena menunjukkan seorang muslim kuat serta produktif.

4.Menyiapkan takjil

Menghindari lelah dan kantuk setelah sholat Ashar, Anda bisa mengalihkannya dengan menyiapkan takjil. Waktu dari jam 16.00 menjelang Maghrib sangat diberkahi. Anda bisa menyiapkan sekaligus membagikannya sambil menunggu berbuka.

5.Menambah porsi bacaan Al-qur’an

Aktivitas produktif lainnya adalah menambah porsi bacaan serta hafalan Al-qur’an. Selama Ramadhan umumnya orang akan berlomba mengkhatam dan menghafal Al-qur’an. Siang hari adalah waktu ideal karena lebih panjang dibanding malam hari.

Mengantuk merupakan keluhan manusiawi dan perlu dicukupkan dengan istirahat. Namun tidak ada salahnya jika mengurangi porsinya mengingat bulan puasa setiap detik bisa bernilai ibadah. Meski hukum tidur di bulan puasa menurut Islam boleh dan mendatangkan pahala.