You are here:

Pekerjaan dan Karir

pekerjaan dan karir

Apakah Anda sudah mengetahui perbedaan antara pekerjaan dan karir? Banyak orang mungkin menganggap keduanya sama. Namun, meskipun terlihat mirip, sebenarnya terdapat perbedaan di antara keduanya.

Baik pekerjaan maupun karir adalah sumber mata pencaharian. Seseorang yang telah memiliki karier tentu juga memiliki pekerjaan. Namun, seseorang yang bekerja belum tentu memiliki karier.

Pengertian Pekerjaan dan Karir

Mari kita perhatikan perbedaan keduanya dari sisi definisinya. Pekerjaan adalah aktivitas rutin yang dilakukan setiap hari untuk memperoleh penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup seperti makanan, pakaian, pendidikan, dan layanan kesehatan.
Sementara itu, karier merupakan jenis pekerjaan yang memiliki jenjang peningkatan yang terstruktur dalam jangka waktu tertentu, yang umumnya juga berdampak pada meningkatnya penghasilan.

Di sekitar kita, banyak orang yang memiliki pekerjaan, dan mereka tentu lebih beruntung dibandingkan mereka yang menganggur. Pekerjaan bisa bersifat terbuka maupun tersembunyi. Meski demikian, tidak semua pekerjaan memiliki prospek karier yang jelas.

Mayoritas pekerjaan berjenis “kerah biru” seringkali hanya sebatas pekerjaan tanpa karier, seperti buruh tani, tukang becak, pemulung, atau pelinting rokok. Namun, ada juga pekerjaan “kerah biru” yang memungkinkan seseorang meniti karier, contohnya mekanik kendaraan bermotor yang bisa berkembang dari magang menjadi montir ahli atau pemilik bengkel.

Demikian pula pekerja konstruksi dapat memulai dari kuli bangunan, lalu menjadi tukang, mandor, hingga kontraktor. Di sisi lain, hampir semua pekerjaan “kerah putih” memiliki peluang karier, meskipun perkembangan karir bisa cepat atau lambat.

Jika seseorang menjalani pekerjaan yang sama selama bertahun-tahun tanpa adanya peningkatan peran dan kemampuan, penghasilan pun akan cenderung stagnan. Namun, ketika tanggung jawab dan keterampilan meningkat, maka penghasilan biasanya ikut naik.

Untuk mencapai karier yang gemilang, dibutuhkan kemauan dan usaha dari diri sendiri. Kesuksesan seseorang sangat ditentukan oleh upaya pribadinya, bukan orang lain.

Apa yang membedakan mereka yang memiliki karir cemerlang dengan yang tidak? Kuncinya adalah upaya untuk terus meningkatkan kualitas dalam pekerjaan. Maka dari itu, pekerjaan sebaiknya dianggap sebagai sebuah anugerah. Dengan pandangan ini, seseorang akan lebih terdorong untuk memberikan yang terbaik.

Hubungan Antara Pekerjaan dan Karir

Secara logis, tujuan utama seseorang dalam bekerja adalah membangun karir yang sukses. Namun, seringkali semangat awal yang besar terkendala oleh kenyataan di lapangan, seperti adanya atasan yang tidak adil atau terbatasnya peluang untuk berkembang. Hal-hal ini lama-kelamaan dapat mengikis semangat dari dalam.

Di sisi lain, terdapat pula pola pikir yang kurang tepat dalam memandang karir. Misalnya, seseorang mengatakan, “Saya bekerja sekarang supaya di masa depan ada jaminan pensiun.” Padahal, pemikiran semacam ini sulit dinalar secara logis, apalagi jika muncul dari orang berusia 25 tahun atau baru saja mulai bekerja. Lalu bagaimana ia akan memanfaatkan masa produktifnya selama 20 hingga 25 tahun ke depan?

Pemikiran seperti ini sering muncul dari individu yang kesulitan mendapatkan pekerjaan. Harus diakui, tidak semua perusahaan memberikan peluang yang setara bagi setiap karyawan untuk berkembang. Apalagi dalam situasi ekonomi yang penuh tantangan, seperti meningkatnya biaya operasional dan masuknya produk asing.

Keamanan dalam Bekerja

Banyak perusahaan saat ini sedang berusaha bertahan menghadapi tantangan, sehingga pengembangan karir karyawan menjadi bukan prioritas utama. Akibatnya, muncul kecenderungan sikap pasrah dalam berkarier.

Karier kemudian dianggap sebagai tanggung jawab pihak luar, khususnya perusahaan. Pandangan ini menganggap karier sebagai hak yang sepenuhnya ditentukan oleh perusahaan, termasuk posisi dan jenjang seseorang dalam struktur organisasi.

Anehnya kecenderungan tidak sehat ini, bukan hanya menimpa perusahaan bermasalah, melainkan juga perusahaan yang sehat dan tumbuh. Kebanyakan karyawan pasrah dengan kondisi ini terhadap nasib kariernya. Mayoritas dari mereka beranggapan bahwa karier pribadinya tersebut bergantung pada kebaikan perusahaannya.

Pandangan yang tidak sehat ini disebut dengan keamanan pekerjaan. Keamanan pekerjaan menerangkan bahwa faktor eksternal (perusahaan) lebih berperan ketimbang faktor internal (diri sendiri). Paradigma ini semakin memperkuat bahwa modal utama membeli keamanan atas pekerjaan, seperti kedisplinan, kerja keras, senioritas, dan sikap menurut. Karier merupakan urusan dari perusahaan, sementara karyawan bisa menunggu kesempatan untuk meraih posisi (jenjang) tersebut.

Dalam jangka panjang, keamanan pekerjaan akan berakibat fatal. Karyawan, lama-kelaman sama halnya seperti robot yang semua kompetensinya diarahkan dan diatur oleh perusahaan. Karyawan, lama-kelamaan kreativitasnya akan mati dan semangat persaingannya hilang, aktivitas optimal dalam usia produktif yang penuh dengan kreativitas, inovasi, dan imajinsi terbungkam. Hingga akhirnya, karyawan hanya lah seorang pekerja yang bersandar pada pekerjaan rutin dan sekadar fungsi administrative.

Keamanan Karir

Keamanan karier (career security) adalah kebalikan dari keamanan pekerjaan. Keamana karier berpendapat bahwa urusan karier merupakan urusan pribadi. Perjalanan karier tersebut dipilih dan ditentukan berdasarkan keinginan diri sendiri (internal). Sementara perusahaan perusahaan (eksternal) adalah wahana untuk menapaki kariernya.

Paradigma keamanan karier, didasarkan pada tujuan bekerja untuk memperbaiki diri dengan mengasah kemampuan diri, supaya di tempat kerja menjadi karyawan yang berprestasi.

Kemanan karier sangat berguna sebagai motivasi kita untuk menciptakan persiapan secara internal dalam menghadapi perubahan kondisi yang ada di luar. Keamanan karier memang mudah untuk didefinisikan, tapi perlu konsentrasi tinggi untuk merealisasikan.

Keamanan karier adalah persoalan mengenai mentalitas dan imajinasi. Berkaca pada banyak pendapat bahwa yang mengubah manusia paling utama adalah mentalitas dan imajinasi. Dengan demikian, keamanan karier mensyaratkan adanya mentalitas pemenang dan imajinasi positif.

Mentalitas Pemenang dan Imajinasi Positif

Mentalitas pemenang beroperasi pada semangat dan kepercayaan diri sendiri untuk bisa bersaing. Ini sama halnya seperti mentalitas pengusaha. Mentalitas pengusaha selalu berpikiran bahwa keberhasilan meraih visi (cita-cita) karena ketekunan dan pantang menyerah dari diri sendiri.

Imajinasi positif dimaksud adalah tanamkan dalam pikiran bahwa penggagas ide adalah diri kita sendiri. Imajinasi bermain pada ranah inovasi dan kreativitas. Apabila kreativitas dan inovasi sudah bisa terpenuhi dengan baik, peluang kesuksesan semaki terbuka lebar.

Imajinasi positif sendiri merupakan ibu dari kemauan belajar (pribadi pembelajar). Dengan belajar maka kecanggungan dalam kelambanan mengasah, menyiasati perubahan keterampilan dan kesulitan beradaptasi dengan pengetahuan baru akan terpinggirkan.

Karier tidak lain ialah bertumpu pada kreativitas dan juga daya inovasi dari para karyawan. Dalam banyak kasus karyawan-karyawan yang mampu menapaki karier sampai tingkat optimal, lantaran kecerdasan dalam mengelola kreativitas dan kecakapan dalam mencipta inovasi yang dibalut dengan mentalitas pemenang.

Nah, sekarang sudah tahu kan perbedaan antara pekerjaan dengan karier. Mungkin, sebagian orang mungkin beranggapan bahwa mencari pekerjaan itu sulit. Padahal dalam kenyataanya ada hal yang lebih sulit, yaitu mencapai kesuksesan dalam berkarier.

Demikian lah artikel mengenai pekerjaan dan karir. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.