You are here:

Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan

Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan

Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan – Kerja merupakan aktivitas yang sangat melelahkan. Terkadang orang merasa sangat jenuh dengan aktivitas kerja yang sangat monoton. Setiap karyawan diharuskan mencurahkan tenaga dan juga pikirannya selama berjam-jam. Maka wajar jika sesekali mereka kelelahan dan jatuh sakit.

Iklim kerja yang kompetitif memaksa manusia untuk berpacu layaknya mesin. Tuntutan untuk meningkatkan efisiensi dan hasil kerja menjadi tanggung jawab berat yang harus dipikul oleh karyawan. Oleh karena itu sangat Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan.

Dalam kondisi seperti ini, terutama agar karyawan tetap semangat dalam bekerja dan tidak tertekan, maka perlu ada kompensasi (keringanan). Seperti apa pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan ?

Kompensasi umumnya diberikan kepada karyawan akibat situasi yang berada di luar kendali mereka (force majeure), seperti sakit, kehamilan, kecelakaan, atau meninggalnya anggota keluarga. Dengan adanya kompensasi seperti ini, tentu akan menimbulkan dampak positif dan negatif.

Dampak positif ini misalnya kepercayaan karyawan kepada pimpinan kerja, termasuk loyalitas karyawan di masa yang akan datang. Namun, dampak negatif juga tidak dapat dihindarkan, seperti lalai bekerja dengan berbagai alasan, serta merugikan pihak perusahaan.

Kompensasi tentu harus dilakukan berdasarkan mekanisme yang tepat. Ketika karyawan jatuh sakit, biasanya perusahaan meminta surat keterangan dari dokter. Masa istirahat karena sakit pun biasanya ditentukan. Begitu pula saat karyawan hamil. Aturan main untuk kompensasi dibuat agar kedua belah pihak tidak saling dirugikan, oleh sebab itu Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan sangat penting.

Contoh Kasus 1

Apakah kompensasi yang sekarang berlaku di tempat kerja berjalan dengan adil? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada sebuah kisah tentang seorang teman yang bekerja di salah satu perusahaan swasta. Ketika itu ia jatuh sakit karena jam kerja yang padat di tempatnya mencari nafkah.

Selain itu, kondisi tubuhnya pun gampang sekali terserang penyakit. Akhirnya, ia meminta kompensasi untuk tidak kerja beberapa hari karena sakit yang ia derita. Sesuai dengan ketentuan di tempatnya bekerja, ia menyertakan surat sakit serta keterangan dari dokter setempat. Akibatnya, ia tidak masuk kerja selama lima hari.

Pada saat pembagian gaji di awal bulan, ia kaget. Gaji yang ia peroleh tidak sesuai dengan jumlah yang selama ini ia peroleh. Pihak perusahaan menyatakan bahwa gajinya dipotong karena ketidakhadirannya disebabkan oleh sakit.
Pemotongan gaji karena sakit maupun cuti hamil ternyata bukan hanya terjadi di tempat ia bekerja.

Mekanisme ini hampir terjadi di setiap tempat kerja.Masyarakat umum menganggap bahwa mekanisme ini sebagai sesuatu yang wajar, tetapi tidak bagi sebagian orang. Sebagian orang menganggap mekanisme ini bukanlah kompensasi yang adil. Hal itu karena, ketidakhadirannya disebabkan oleh sakit, bukan karena ia sengaja bolos atau lalai menjalankan tugas.

Contoh Kasus 2

Coba Anda tengok kasus lain, lalu bandingkan. Karena terbelit masalah keuangan sebuah perusahaan tidak memberikan gaji karyawan sesuai dengan ketentuan waktu. Mereka malah menunggak gaji karyawan selama dua bulan. Sepanjang dua bulan itu karyawan tetap bekerja dan tidak bolos dari kewajibannya.

Dalam hal ini, karyawan memahami apa yang sedang terjadi dengan perusahaan tempat mereka bekerja. Tetapi coba Anda bayangkan selama dua bulan itu gaji tidak dibayar, mereka punya anak istri yang harus makan dan kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi.

Dalam kondisi seperti itu, perusahaan tetap meminta pengertian dari karyawannya. Perusahaan sedang sakit, namun karyawan berusaha memahaminya.

Sebaliknya, ketika karyawan sakit, perusahaan seolah tidak mau tahu. Pemotongan gaji karena sakit merupakan bentuk ketidakadilan yang biasa dilakukan oleh perusahaan terhadap karyawannya. Kompensasi dalam hal ini menjadi tidak berarti.

Sebab itulah banyak karyawan yang kondisinya kurang sehat memaksakan diri untuk tetap bekerja karena mereka takut kena potongan gaji kalau mengambil kompensasi.

Keadilan bagi Karyawan

Sistem kompensasi ini dibuat oleh pihak-pihak yang berada di balik perusahaan. Mereka membuat aturan agar mereka tidak rugi. Hampir tidak jauh berbeda dengan outsourcing, bentuk mekanisme penerimaan kerja yang sebagian besar menguntungkan pihak perusahaan dan merugikan para pencari kerja. Kompensasi yang tak adil, outsourching, penghapusan THR merupakan kemenangan kalangan pengusaha di era kapitalisme.

Oleh karena itu, mereka yang bekerja sebagai buruh terus memperjuangkan hak-hak mereka karena selama bertahun-tahun mereka sudah memberikan tenaganya kepada sebuah perusahaan. Pemerintah pun semestinya membantu kelas pekerja dalam memperoleh keadilan.

Kompensasi mesti dijalankan secara adil. Jangan karena sakit, hamil, kecelakaan, dan lain-lain, perusahaan dengan seenaknya memotong gaji karyawan.Kinerja karyawan adalah hal yang bersifat individu karena tingkat kemampuan karyawan yang sangat berbeda-beda dalam mengerjakan pekerjaannya.

Berdasarkan kinerja masing-masing karyawan kinerja merupakan suatu hal yang berdasarkan individual. Karena setiap karyawan mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam mengerjakan setiap tugasnya, kinerja juga bisa dilihat dari kerja sama yang baik, apabila kerja sama itu terjalin dengan baik maka hasil pekerjaan pun akan baik pula.

Ditambah dengan manajemen sumberdaya manusia yang baik maka perusahaan tersebut akan sejahtera bagi kinerja karyawan-karyawannya.

Cara untuk Meningkatkan Kinerja

1. Pelatihan

Dengan adanya pelatihan mungkin akan membantu seorang kinerja bisa mendapatkan pengetahuan dan cara kerja yang baik.

2. Tindakan

Analisa harus dilakukan secara rutin agar kinerja karyawan diketahui, bagaimana hasil kerjanya selama dia bekerja dengan tahapan-tahapan penilaian formal.

Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Sebuah pekerjaan dapat melahirkan psikologi, psikologi ini akan mempengaruhi motivasi kerja secara internal, kepuasan kerja, kualitas kerja dan ketidak hadiran. Ada lima ciri intrinsik sebagai berikut:

1. Keterampilan (skill)

Dengan banyaknya keterampilan yang dikuasai maka akan banyak pula pekerjaan yang di tawarkan dan tidak akan bosan dengan dengan pekerjaan yang sedang dikerjakan dan diberikan Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan.

2. Jati Diri

Tingkatan sejauh mana pekerjaan yang dikerjakan atau diselesaikan maka akan terlihat hasil kinerja seseorang tringkatan dalam suatu pekerjaannya.

3. Tugas

Seberapa besar tanggung jawab yang diberikan pada pekerjaan, maka tugas yang diberikan itu bisa diselesaikan dengan baik maka seseorang tersebut mempunyai kepuasan dalam bekerja.

4. Otonomi

Derajat otonomi pekerja, yang merujuk pada tingkat kemandirian dan keleluasaan yang dibutuhkan untuk mengatur jadwal kerja serta menentukan metode atau langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan tugas.

Pekerjaan yang memberi kebebasan, ketidaktergantungan dan peluang mengambil keputusan akan lebih cepat menimbulkan kepuasan kerja.

5. Umpan balik

Efektif dalam kegiatan mencari informasi untuk membantu tingkat kepuasan kinerja dalam membantu pekerjaannya.

Definisi Managemen

Managemen kinerja merupakan sebuah kegiatan yang dimulai dari perencanaan, peninjauan, dan penilaian kinerja. Defenisi managemen kinerja yaitu suatu system penunjang yang penting dalam menentukan hasil yang baik harus dijalankan secara berkelanjutan.

Managemen kinerja adalah managemen yang strategis yang mengembangkan organisasi dalam mengembangkan aspek-aspek suatu organisasi pada implementasinya. Managemen kinerja karyawan juga tidak hanya berorientasi tetapi terintegrasi dalam mengembangkan jalannya suatu organisasi.

Dalam hal ini bagi pekerja bukan tujuan individunya yang harus dicapai tetapi ikut berperan dalam mencapai tujuan organisasi yang akan mendapat kepuasan yang lebih baik, karena dengan mempunyai motivasi-motivasi dalam diri kita makam cita-cita pun akan tercapai dengan keinginan yang di tuju.

Di dalam definisi kepribadian, bahwa kepribadian adalah dimana sebuah organisasi berinteraksi dengan yang lainnya dan cenderung kepada perilaku-perilaku seseorang, maka kepribadian sangatlah penting di dalam suatu pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan karena suatu pekerjaan juga di nilai dari attitudenya yang baik. Oleh sebab itu kepribadian seseorang sangatlah berpengaruh bagi seorang karyawan.