You are here:

Pengembangan Potensi Diri

potensi diri

Pengembangan Potensi Diri – Potensi diri merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun, pengembangannya sering kali terhambat karena perbedaan karakter pada setiap individu.

Perlu adanya pengembangan dalam mengetahui potensi kita sendiri. Pengembangan potensi menurut para ahli ada 2 cara, pertama, pengembangan potensi diri kita harus kita cari. Kedua, pengembangan potensi diri yaitu apapun yang kita suka itulah potensi yang harus dikembangkan.

Kedua hal tersebut sebenarnya saling berkaitan, karena ketika kita mencari potensi diri kita, tentunya kita hanya akan mencari hal yang kita sukai, sangat berkaitan dengan cara kedua potensi dari yang kita sukai.

Dalam mengembangkan potensi, berarti apa yang saat ini benar-benar kita sukai untuk dilakukan. Jangan berdasarkan faktor spesifik. Jika kita tidak merasa berbakat, jangan melihat dari hal bakat atau tidak, tetapi apa yang kita sukai untuk dilakukan.

Sukses itu hak setiap orang, itu semua tergantung kemauan dan potensi diri sendiri. Jika kita merasa berbakat sebagai seorang guru, maka kembangkan sebagai guru yang hebat. Jangan hanya karena telah menjadi guru, lalu puas begitu saja, karena sudah merasa tercapai apa yang kita inginkan.

Hal itu tidak termasuk dalam pengembangan potensi diri. Ketika kita sudah mencapai apa yang kita sukai, alangkah baiknya jika kita dapat melakukan sesuatu yang menggali potensi kita.

Selain mengembangkan apa yang sudah kita miliki, pengembangan potensi perlu memiliki rasa percaya diri. Dengan rasa percaya diri, maka kita dapat mengembangkan potensi kita dengan maksimal.

Walau kita sedang dalam tahap pengembangan diri dalam membuka potensi kita, jika kita masih menutup diri, semua ini akan sia-sia. Percaya diri artinya kita berani melakukan sesuatu dan membuka diri kita terhadap hal yang kita sukai.

Lima Macam Potensi Diri

Memacu potensi diri sangat penting. Memacu potensi bukan saat kita benar-benar membutuhkan dalam tenggang waktu yang relatif singkat, tetapi mencoba untuk berpikir bahwa diri kita harus menjadi juara, menjadi yang terbaik, dan lakukan bagaimana cara agar kita menjadi juara.

Potensi juga dapat kita kembangkan dari beberapa pengetahuan. Secara garis besar, potensi diri dapat diklasifikasikan ke dalam lima jenis, yaitu potensi fisik, potensi intelektual, potensi sosial emosional, potensi mental spiritual, dan potensi daya juang.

Potensi fisik mencakup kemampuan tubuh dan fungsi organ-organ tubuh kita. Tangan untuk memegang dan menyentuh, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar dan lain sebagainya.

Potensi Intelektual Potensi Intelektual terletak pada otak kiri kita, guna dari potensi ini untuk merencanakan sesuatu, menghitung, dan menganalisis.

Potensi sosial emosional berada pada otak bagian kanan, yang berperan dalam hal tanggung jawab, pengendalian emosi seperti amarah, dorongan motivasi, serta kesadaran diri.

Sementara itu, potensi mental spiritual bersumber dari kedalaman jiwa seseorang dan berkaitan dengan kesadaran batin; potensi ini tidak hanya membantu memahami norma, tetapi juga menggali serta menemukan nilai-nilai tersebut.

Potensi daya juang berasal dari dalam diri kita, potensi ini berhubungan dengan keuletan, ketangguhan, dan daya juang yang tinggi. Dalam hal ini, potensi setiap orang berbeda-beda, ini memang merupakan kekuasaan Tuhan. Potensi yang berbeda dimaksudkan agar dapat berhubungan dengan individu lainnya.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Potensi Diri

Bagaimanapun, potensi seseorang itu akan saling berkaitan dengan potensi orang lainnya, sehingga akan saling melengkapi satu sama lain. Potensi setiap orang juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Peran Lingkungan dan Keluarga dalam Pembentukan dan Dukungan Potensi

Pertama, faktor lingkungan. Lingkungan abiotik, biotik, dan sosial turut mengembangkan potensi pada diri seseorang. Ketiga hal tersebut sangatlah berkaitan, sebagai contoh dulu kendaraan yang dapat dipakai manusia adalah hewan dengan perkembangan teknologi alat transportasi sudah tidak menggunakan hewan lagi.

Dalam pengembangan potensi pun manusia dapat menggunakan teknologi yang canggih. Sehingga pengembangan potensi diri tersebut dapat berjalan sesuai dengan teknologi yang semakin maju.

Jika potensi itu terhadap orang yang sangat lemah, akan sulit sekali diwujudkan tetapi sebenarnya dapat dilakukan. Potensi pada orang yang membutuhkan bantuan dari orang lain, perlu adanya keterampilan dan pendidikan khusus.

Orang-orang sekitar terutama keluarga menjadi faktor penting dalam mewujudkan pengembangan tersebut. Dorongan dalam pengembangan diri pada individu yang lemah, harus diawali dari keluarga.

Memberi perhatian terhadap individu dengan melihat pendidikannya selama ini, apa yang kerapkali dia suka lakukan di luar pendidikannya. Hal yang tidak termasuk kegiatan pendidikan juga harus diperhatikan, baik itu di lakukan di luar instansi pendidikan dan juga di dalam instansi pendidikan.

Potensi di dalam instansi pendidikan biasanya dengan mengikuti ekstrakurikuler pada sekolahnya, seperti OSIS, olahraga, menari, dan lain-lain. Dari situ sebaiknya keluarga mendukung dengan tetap memperhatikan pendidikannya, bagaimanapun pendidikan harus menjadi nomor satu.

Kegiatan di dalam sekolah tetapi tidak termasuk kewajiban menuntut ilmu akan menjadi hal menarik untuk dibahas. Dukungan bukan saja hanya berkata setuju, tetapi dukungan dengan memberikan pemaparan apa kelebihan dan kekurangan.

Namun, apapun kekurangannya bukan untuk melemahkannya melainkan untuk membuatnya melakukan yang terbaik.

Potensi Diri dalam Konteks Pendidikan Formal dan Kegiatan Nonformal

Potensi yang juga harus dilihat saat di luar instansi pendidikannya. Apa yang sering dilakukan di rumah atau di luar rumah, kreatifitas yang kecil akan menjadi sebuah potensi yang besar jika dikembangkan. Apalagi jika melibatkan sebuah organisasi, biasanya seorang pelajar yang sedang dalam masa pertumbuhan sangat membela organisasi yang ia ikuti.

Berkaitan dengan lingkungan abiotik, pengembangan potensi dapat dilakukan dengan melihat keberhasilan orang lain, dengan melihat keberhasilan seseorang ia ingin melakukan hal yang sama dengan orang lain tersebut, sehingga timbullah sebuah pengembangan potensi.

Tetapi hal ini dapat menjadi persaingan jika dilakukan oleh dua orang yang sama-sama dalam tahap pengembangan potensi dan yang satunya sudah mendapat hasil dari pengembangan potensinya tersebut. Jika seseorang sedang dalam tahap pengembangan mengalami kegagalan timbul rasa iri terhadap orang yang sudah berhasil, maka dapat terjadi konflik.

Kegagalan juga dapat terjadi jika lingkungan sekitar tidak mendukung potensi seseorang tersebut. Pengembangan pun menjadi terhambat.

Ketahanan Individu dan Pengaruh Norma Sosial terhadap Pengembangan Potensi

Kedua faktor lingkungan sosial juga dapat terjadi, jika seseorang yang sedang dalam tahap pengembangan potensi harus melakukan suatu norma tetapi dia tidak dapat melakukannya karena ada batasan terhadap budaya. Sehingga ini juga menjadi penghambat dalam pengembangan potensi sesorang tersebut.

Potensi diri juga harus melihat dari individu itu, apakah dia sanggup bertahan atau memang dia lemah dan butuh dorongan dalam menggali potensinya. Jika seseorang yang sangat ambisius terhadap potensi dirinya, biasanya dia akan tetap menggeluti apa yang dia lakukan walau ribuan rintangan menghadang.

Bahkan jika kegagalan sering terjadi dia akan berusaha mencari cara agar keahliannya dapat tersalurkan, terus membuat karya-karya yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dirinya telah terbiasa dengan sebuah penolakan, baik itu penolakan perorangan atau penolakan dalam segi banyak, yaitu penolakan lingkungan sekitar seperti keluarga, teman-teman, atau orang-orang lain yang dia kenal.

Pentingnya Dukungan Psikologis dan Prioritas Pendidikan dalam Pengembangan Potensi

Pengembangan yang disukai harus dimaksimalkan juga, karena kita tidak tahu akan jadi apa dia nanti. Terus berpikir positif terhadap apa yang dilakukannya sudah merupakan dukungan yang besar.

Kesimpulannya, potensi diri itu tergantung pada individu dan juga lingkungan. Terkadang membutuhkan dukungan besar dengan syarat seseorang tersebut memiliki pemikiran semangat juang yang tiada henti.

Sebaiknya peran orang tua dimaksimalkan dalam hal ini, dengan terus mengingatkan bahwa pendidikan formal tetap menjadi prioritas utama. Dengan mengingatkan si anak seperti ini, timbullah pengertian ia akan belajar menghargai apa yang sudah diberikan, tanpa melupakan kegiatan yang ia sukai merupakan sebuah awal potensi diri yang besar.