You are here:

Tips Membuat Proposal Pelatihan Wirausaha

Langkah Mudah

Tips Membuat Proposal Pelatihan Wirausaha – Salah satu kelemahan belum berkembangnya dunia usaha di Indonesia terutama menyangkut mentalitas kewirausahaan masyarakat Indonesia yang masih lemah. Apabila diberikan pilihan antara bekerja ikut orang atau membuat usaha sendiri, umumnya mereka akan lebih memilih bekerja di tempat orang lain. Apalagi kalau peluang itu untuk menjadi pegawai negeri. Karena itu tidak mudah membuat proposal pelatihan wirausaha bila tujuannya untuk memberikan bekal kewirausahaan yang sebenarnya.

Tidak Dapat Dipelajari

Proposal pelatihan wirausaha tetap harus ada. Bagaimanapun virus untuk menjadi seorang pengusaha itu harus terus ditebarkan. Bukan semata agar perekonomian meningkat, tetapi jiwa wirausaha itu adalah jiwa yang mandiri. Republik ini membutuhkan begitu banyak jiwa mandiri yang akan menjadi pelopor pergerakan diri menjadi bangsa yang hebat dan tidak bergantung pada orang lain. Cukup menyedihkan kalau bangsa yang mempunyai begitu banyak rakyat ini hanya menjadi pasar bagi produk bangsa lain.
Menjadi seorang pengusaha itu memang bukan keturunan atau bisa dipelajari. Itulah pendapat yang diutarakan oleh Dahlan Iskan. Beliau yang juga seorang pengusaha sangat tahu seluk-beluk tentang wirausaha. Kalau ada yang mengatakan bahwa bangsa Cina itu hebat. Kehebatan bangsa Cina itu tidak terlepas dari kerja keras dan kemauan mereka menjadi mandiri. Mereka tidak mau menjadi bangsa kerdil yang akan disetir oleh bangsa lain yang juga terdiri dari manusia-manusia yang membutuhkan oksigen untuk bernapas.
Yang membedakan bangsa yang besar dan mandiri dengan bangsa yang lemah adalah keinginan untuk belajar dan keinginan untuk selalu mandiri serta tidak bergantung pada siapapun. Kalau telah bergantung pada sesuatu yang bukan Tuhan, maka biasanya martabat orang tersebut akan jatuh. Menerima sesuatu dengan gratis, sama dengan menjual harga diri. Apalagi kalau meminta itu telah menjadi bagian dari pola hidup.

Pasti sangat mengerikan kalau bangsa Indonesia ini hanya mampu menjadi bangsa pengemis. Untuk tidak menjadi bangsa yang meminta-minta, bangsa ini harus bangkit dan memberikan suntikan semangat kepada semua generasi muda agar mau menjadi pengusaha. Tidak mungkin menjadi pengusaha tanpa merasakan jatuh bangun dan jatuh lagi dan bangun lagi dalam mencapai keinginan dan keuntungan. Pengusaha itu adalah jiwa-jiwa yang tahan banting.

Tidak berhenti bekerja keras kalau belum mati.

Jiwa pantang menyerah inilah yang harus dilahirkan dari perut bumi pertiwi agar negera ini menjadi hebat dan bisa bersaing dengan Cina yang telah lebih dahulu menjadi hebat. Pendidikan yang diselenggarakan harus juga membantu menumbuhkan jiwa-jiwa yang pantang meminta tanpa memberi balik. Karakter ini dipengaruhi juga oleh orang-orang yang juga berkarakter mandiri yang ada di sekeliling anak.
Pelatihan menjadi seorang pengusaha itu tetap harus diselenggarakan walaupun berat dan hasilnya belum terlihat secara langsung. Walaupun proses ini cukup panjang, proses itu tetap harus dilakukan. Bila tidak dilakukan sama sekali, itu artinya sama dengan bunuh diri dan meninggalkan generasi yang lemah. Tiap satu generasi tidak boleh meninggalkan generasi yang hanya akan menjadi kuli dan pecundang.
Tidak sedikit penelitian yang menemukan banyaknya kegagalan pelatihan semacam itu yang telah diberikan kepada masyarakat. Bukan gagal dalam penyelenggaraannya, melainkan hasilnya tidak efektif. Tidak sebanding jumlah orang yang kemudian terjun ke dunia usaha dan berhasil menjadi pengusaha ketimbang besarnya biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelengaralan pelatihan kewirausahaan.
Tidak boleh berputus asa. Bila saat ini para peserta pelatihan belum menjadi pengusaha, siapa tahu ilmu yang didapatkannya dari pelatihan akan bermanfaat bagi dirinya dan anaknya kelak. Kalau saat bukan ia yang menjadi pengusaha, siapa tahu malah anaknya yang akan menjadi pengusaha hebat. Banyak kisah pengusaha yang bukan berasal dari keluarga pengusaha. Ia bisa menjadi seorang pengusaha melalui proses hidup yang panjang.
Virus pengusaha itu terkadang menginfeksi hati setelah beberapa tahun kemudian atau bahkan ketika dalam keadaan terjepit. Manusia senang sekali melakukan hal-hal yang penting pada saat yang genting. Indahnya adalah bahwa hal itu ,alah sering memberikan hasil yang baik dan lumayan membanggakan hati.

Lakukan Evaluasi

Meskipun demikian, bukan berarti pelatihan wirausaha tidak layak untuk dijadikan bisnis. Apabila Anda berniat membuat lembaga pelatihan semacam itu, sebaiknya lakukan riset pasar yang cukup untuk mengevaluasi hasil yang telah dilaksanakan lembaga pelatihan yang ada selama ini. Pelatihan yang hebat pasti akan sangat diminati. Apalagi kalau dari pelatihan itu, bukan saja virus bisnis yang tersebarkan, melainkan juga virus berbuat baik.
Penjadi pengusaha memang harus baik agar tidak melanggar hak pekerja. Kalau hak pekerja dilanggar, akan banyak protes dan pemberontakan yang seharusnya tidak perlu ada. Jadikan materi ini sebagai bagian dari proposal untuk pelatihan wirausaha. Hal ini penting agar lembaga pelatihan ini nantinya tidak sekadar mengulang sejarah kegagalan yang ada. Apalagi investasi menyelenggarakan lembaga bisnis semacam ini tidak kecil.
Selain itu, kenali kebutuhan masyarakat maupun kalangan dunia usaha dalam meningkatkan jiwa entrepreneurship mereka. Cari informasi pula, apakah kebutuhan ini sudah terakomodasi dalam materi pelatihan yang diberikan lembaga pelatihan yang ada. Disamping itu tentunya riset ini juga dilengkapi dengan kajian literature yang memadai tentang cara membangun entrepreneurship yang handal. Dalam riset pasar ini akan lebih baik lagi bila dilakukan dengan menyediakan kolom usulan tentang materi yang mereka butuhkan atau harapkan.
Pelatihan yang baik memang tidak hanya berhenti pada saat penutupan pelatihan. Pihak penyelenggara paling tidak bisa dihubungi sesekali ketika memang mantan peserta mempunyai kesulitan dalam bisnisnya. Adanya pemberian nasihat dengan gratis inilah, banyak peserta pelatihan yang rela membuang uang, waktu, dan tenaga mereka demi sejumput ilmu yang ada.

Penyusunan Materi

Berbeda dengan bentuk pelatihan keterampilan lainnya yang membutuhkan hardware atau peralatan, lembaga pelatihan kewirausahaan justru lebih mengutamakan faktor materi atau software. Oleh karena itu, investasi yang disusun dalam proposal untuk pelatihan wirausaha, akan lebih banyak dipergunakan untuk membuat kantor dan ruang pelatihan, serta membiayai operasional sehari-hari.
Apalagi bila modal yang dimiliki tidak terlalu besar,tidak perlu membangun kantor yang terlalu mewah. Yang penting bisa digunakan untuk ruang pengajaran. Yang justru lebih penting lagi adalah menyusun konsep materi pelatihan yang akan diberikan. Belajar dari sejumlah kelemahan pengusaha, konsep pelatihan kewirausahaan tidak cukup dengan memberikan materi dengan tujuan untuk membangun semangat berusaha.
Begitu juga pengalaman sukses dari para pengusaha sukses sebaiknya sekadar untuk memicu saja, namun jangan dijadikan materi utama. Kalau hal ini dijadikan materi utama, sama dengan membuang waktu. Mereka bisa membacanya kewat internet.

Pelatihan sebaiknya bukan teori.

Praktik yang dilakukan secara langsung pasti akan lebih dihargai.
Materi yang perlu diberikan kepada calon pengusaha adalah pendampingan yang bersifat terus menerus. Diskusikan dan dialogkan berbagai pengalaman praktis peserta pelatihan untuk menemukan solusinya. Karena itu buat materi pelatihan dengan memperbanyak materi praktis di lapangan dibandingkan teorinya. Komposisi ini sebaiknya sekitar 70 persen untuk praktek dan 30 persen untuk teori. Bagaimanapun orang harus tahu teori yang diungkapkan oleh orang-orang cerdas.
Setelah diberi pelatihan jangan lupa untuk memberikan ucapan terima kasih. Ucapan ini memberikan energi yang positif. Dalam proposal yang akan diajukan, sebaiknya memasukan semua program yang telah ada contohnya. Tanpa pernah ada contoh, peserta hanya akan diberi teori. Contoh itu akan lebih banyak berbicara daripada hanya contoh dan kata ‘buktikan saja!’ Contoh bisa didapatkan dari kisah yang dituturkan secara langsung oleh yang telah membuktikannya.

Pemberi pelatihan juga harusnya seorang pengusaha juga. Bila berbicara dari apa yang telah dilakukan sendiri, biasanya kata-kata itu mengalir begitu saja. Para pendengar pun akan mampu menyerap apa yang dibicarakan karena memang telah ada buktinya. Jangan lupa memasukan jumlah dana yang dibutuhkan untuk pemberian pelatihan tambahan karena biasanya setelah pelatihan, peserta masih ingin berkonsultasi.
Dan materi yang seperti ini tampaknya tidak akan cukup diberikan dalam bentuk pelatihan singkat. Program minimal yang disusun dalam proposal pelatihan wirausaha , setidaknya diberikan dalam waktu 6 bulan, atau hingga peserta mampu membuktikannya dalam praktek. Baik menyangkut manajemennya, strategi bisnis, strategi marketing, hingga pengembangan bisnisnya.

 

  • Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
  • Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.