Site icon Sahabat Yatim

Budidaya Belut, Salah Satu Peluang Ekspor

Budidaya Belut – Seperti yang sudah kita ketahui belut merupakan kelompok ikan tawar yang berbentuk mirip dengan ular. Karakteristik dari belut adalah tidak memiliki sisik atau walaupun memiliki tetapi hanya sedikit. Belut juga tidak memiliki sirip seperti halnya sidat.

Belut bernapas dari udara dengan insang yang terbuka sempit. Belut juga tidak memiliki kantung renang dan tulang rusuk. Dengan begitu, belut ini dikatakan hewan yang super licin karena tidak memiliki sisik di tubuhnya tersebut.

Dalam perkembangannya budidaya belut ini banyak yang menyukainya. Belut yang merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh yang panjang dan bulat serta licin yang di sebabkan ia tidak memiliki sirip punggung dan di tubuhnya. Belut ini suka memakna ikan kecil di area persawahan, rawa-rawa atau lumpur, kali atau sungai-sungai kecil. Tahun 1979, panganan dari belut ini di Indonesia baru mengenalnya, bahkan hingga saat ini banyak mengekspor belut sehingga belut banyak di budidayakan.

Namun saat ini, banyak ketidak seimbangan antara alam dan perilaku manusia yang banyak membahayakan ekosistem suatu binatang yang salah satunya adalah belut ini. Penggunaan zat pembasmi hama pestisida yang di gunakan oleh para petani membuat ekosistem belut ini terancam. Namun dengan adanya budidaya belut ini, kita bisa menjaga dan merawat belut sekaligus juga membuka usaha yang berpotensi tinggi bagi pengusahanya.

Hingga saat ini banyak pengusaha-pengusaha yang membudidayakan belut sebagai usahaya sendiri khususnya di Indonesia. Budidaya belut ini memang memiliki prospek yang jelas dan menjadi komoditas eksportir belut dari Indonesia untuk negara-negara di dunia. Untuk membudidayakan belut tentu ada beberapa hal yang harus kita perhatikan terlebih dahulu. Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan jika kita ingin membudidayakan belut.

1. Persyaratan Lokasi Budidaya Belut

Secara perkembangannya, belut ini tergolong hewan yang perlu memerlukan iklim dan kondisi geografis tertentu. Tempat untuk budidaya belut bisa kita lakukan di mana saja, baik itu di dartan tinggi maupun di dartan yang rendah. Untuk curah hujan dan kelembapannya sendiri membudidayakan belut ini tidak mempunyai spesifikasi tertentu. Dengan kemudahan-kemudahan tersebut, bagi pemula yang membudidayakan belut ini tentu bisa menjadi lahan bisnis yang mudah.

Untuk kualitas air dalam membudiyakan belut ini, air yang digunakan harus bersih dan jangan terlalu keruh. Selain itu, air juga harus kita perhatikan. Air dalam budidaya belut ini tidak boleh tercemar oleh bahan kimia dan kondisi kolam juga tidak beracun. Suhu dalam kolam juga harus terjaga antara 25 – 31 derajat Celcius.

Dalam masalah penanganan air pada budidaya belut ini memang cukup tidak mudah, namun bila kita amati air yang digunakan cukup enteng yang tidak harus menggunakan air dari pesawahan atau sungai.

Untuk pembibitan belut yang masih kecil memang dibutuhkan air yang kaya akan oksigen dan kondisi perairan pun harus bersih. Sementara, untuk pengembangan belut yang sudah dewasa, kondisi perairan tidak harus selalu bersih saja, ini dikarenkan belut dewasa dapat hidup dalam air yang berkondisi keruh. Dalam hal perairan ini, budidaya belut memang tidak memerlukan perlakuan khusus.

2. Pedoman Teknis Budidaya Belut

    a. Saranan dan Peralatan

Dalam membudidaykan belut ini, kita diharuskan mempunyai kolam penampungan yang cukup banyak. Dengan banyaknya kolam penampungan tersebut, maka kita bisa mengelompokkan tempat bagi setiap belut sesuai perkembangannya.

Pengelompokkan belut ini tentunya harus disesuaikan dengan bentuk dan ukuran kolam untuk budidaya belut-belut tersebut. untuk kondisi kolam, dasar kolam untuk membudidayakan belut ini tidak perlu untuk di semen atau di tembok, sebaliknya untuk pinggiran kolam dapat di semen atau tidak itu terserah anda.

Untuk budidaya belut ini kita tidak perlu menggunakan kolam saja sebagai lahannya, tapi kita juga dapat menggunakan drum-drum sebagi tempat membudidayakan belut tersebut. Namun, hal tersebut memiliki perlakuan yang lebih baik lagi dari pada membudidaykan belut di kolam.

Untuk peralatan dalam membudidayakan belut ini kita cukup menggunakan peralatan yang cukup mudah untuk didapat. Peralatan-peralatan tersebut di antaranya sumber air yang selalu ada, alat penangkap belut, ember. Untuk peralatan kolamnya sendiri, dalam budidaya belut di butuhkan bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, seka padi, dan jerami untuk di pakai di dasar kolam. Bahan-bahan yersebut dimaksudkan untuk dijadikan sebagai tempat habitat alami dari belut seperti sawah dan sebagainya.

Habitat buatan yang di buat mirip dengan habita asli belutnya ini di maksudkan untuk mempercepat pertumbuhan pada belut-belut tersebut dan agar bisa mencari kebutuhannya sendiri seperti makanan yang tidak harus menggantungkan dirinya pada peternak belut alam budidaya belut tersebut.

    b. Penyiapan Bibit Belut

Dalam pembudidayaan belut ini, pemilihan bibit belut dapat dipakai dan siap untuk di pelihara untuk budidaya tersebut berukuran sektar 5 hingga 8 cm. Dalam budidaya belut ini dilakukan 2 tahapan dalam kisaran waktu 4 bulan. Untuk tahap pertama, tahapan ini disebut dengan pemijahan belut. Pemijahan belut ini dilakukan di satu kolam yang berisi 2 belut betin dan 1 belut jantan. Waktu yang dibutuhkan dalam tahapan pemijahan belut ini dilakukan selama 10 hari dengan telur-telur belut yang akan menetas.

Tahap selanjutnya setelah masa pemijahan, anak-anak belut dalam budidaya belut ini kemudian ditampung di kolam pendederan selama kurang lebih 1 bulan. Dalam masa pendederan ini, anak-anak belut ini harus dijaga dengan bak, supaya bnih yang akan dijadikan dalam membudidayakan belut ini tidak akan hilang. Kondisi air dalam masa ini pun harus dijaga kebersihannya, jika perlu air harus mengalir.

Dalam proses pemilihan dalam budidaya belut, maka tentunya kita harus mengetahui teknik pemilihan bibit yang baik. Berikut adalah suara-suara yang harus di perhatikan dala pemilihan bibit belut ;

    c. Pemeliharaan dan Pembesaran Budidaya Belut

Dalam pemeliharaan budidaya belut, maka jerai yang digunakan dalam dasar kola adalah jerami yang sudah lapuk. Jerami yang sudah lapuk ini diharapkan bisa menumbuhkan pelumpuran yang terbentuk secara alami untuk membantu mempercepat perkembangan belut tersebut.

Selain jerami, pupuk kandang pun di berikan untuk dijadikan sebagi salah satu bahan organik yang di butuhkan dalam perkembangan belut tersebut. untuk makanan belut sendiri, dilakukan dalam waktu 10 hari sekali yang bisa ditambahkan cacing dan ulat sebagi makanan tambahannya.

Budidaya belut yang lainnya adalah kondisi kolam yang harus terjaga kebersihannya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kolam agar tidak mengakibatkan racun yang ada pada kolam dan juga terhindar dari gangguan dari luar kolam.

Vaksinasi juga sudah banyak diberikan kepada perkembangan dalam membudidayakan belut. Kondisi kolam juga biasanya banyak ditanami engantanaman eceng gondog yang bisa digunakan sebagi tempat persembunyian belut.

3. Hama dan Penyakit

Kendala yang biasa di hadapi dalam budidaya belut ini sama halnya seperti kendala yang di alami dalam budidaya ikan tawar. Kendala tersebut beruoa penyakit dan hama yang sering mengganggu kelestarian perkembangan belut tersebut. Gangguan ini tentunya akan mempengaruhi hasil panen pada budidaya belut ini sendiri. kan tetapi, saat ini banyak tersedia obat anti hama dan untuk penyakit yang banyak beredar di pasaran.

Itulah beberapa cara budidaya belut. Selamat mencoba budidaya belut dan semoga bermanfaat!

simak artikel lainnya : Peluang Bisnis Membiakkan Kucing Anggora

Exit mobile version