Sahabat Yatim

Bagaimana Kewajiban Menantu Terhadap Mertua Menurut Islam?

hadits tentang mertua dan menantu-Karena peran menantu, baik laki-laki maupun perempuan sangat penting dalam sebuah keharmonisan keluarga. Seseorang yang baru saja menikah pasti memikirkan bagaimana cara bersikap pada posisi barunya sebagai menantu di keluarga orang lain. Jangan sampai kehadirannya membuat keluarga yang sebelumnya harmonis menjadi berantakan. Maka dari itu, artikel ini akan membahas sikap menantu terhadap mertua menurut islam.

Sikap Menantu Kepada Mertua

kewajiban menantu
  1. Memperlakukan seperti orang tua sendiri

Hal yang selalu kita ingat sebagai menantu pria maupun wanita adalah mertua merupakan orang tua dari pasangan kita yang sangat berjasa karena telah merawat suami atau istri kita dari lahir hingga dewasa dan menikah dengan kita. Hendaknya kita bisa memperlakukan mereka sama seperti kedua orang tua kita meskipun pada awalnya mungkin sulit. 

  1. Selalu bersikap baik 

Sebagai anak, hendaknya kita selalu bersikap baik di depan dan belakang mertua. Tidak berkata kasar, selalu bersikap lembut, memuliakannya dan selalu menghormati keduanya. 

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra`: 23)

  1. Merawat keduanya dengan baik

Jika mertua sudah lanjut usia dan sakit, maka sikap Menantu perempuan kepada mertua yang baik adalah selalu merawat mereka dengan baik layaknya orang tua sendiri tanpa mengharapkan imbalan. Jika dapat menjaga mertua yang sakit dengan baik, maka insyaallah suami akan lebih mencintai istrinya. 

  1. Mendekatkan anak dengan nenek atau kakeknya

Memperbaiki hubungan atau menjaga silaturahmi dengan mertua salah satu caranya adalah dengan memperkenalkan anak kita sebagai cucunya. Pasti dengan hal tersebut mereka merasa bahagia melihat anak keturunannya hidup damai. Dan janganlah sesekali memiliki niat buruk untuk memutuskan hubungan silaturahmi degan keduanya karena hal tersebut hanya akan menjadi salah satu dosa besar yang disebutkan Allah dalam QS. Muhammad

Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? (QS Muhammad:22)

  1. Berbagi rezeki dengan mereka

Pria yang sudah menikah wajib menafkahi istrinya tapi apakah hukum menafkahi orang tua setelah menikah setelah menikah? Pertanyaan ini masih menjadi hal membingungkan bagi beberapa pasangan yang sudah menikah. Bahkan terkadang perbedaan pendapat ini dapat menyebabkan perceraian karena kondisi ekonomi mereka. Ibnul mundzir berkata 

“Telah sepakat ahli ilmu bahwa nafkah kedua orang tua yang vampir yang tidak memiliki penghasilan dan tidak memiliki harta adalah sebuah kewajiban pada harta seorang anak (Al Mugni 8/212)

Di dalam hadits lain dari Aisyah radhiyallahu anha Rasulullah pernah bersabda :

“Sungguh sebaik-baik makanan yang dimakan oleh seseorang adalah hasil dari usahanya dan sesungguhnya anak dia adalah bagian dari hasil usahanya” (HR abu Dawud).(hadits tentang mertua dan menantu)

Kedua hadis tersebut telah menerangkan bahwa orang tua memiliki hak atas harta anaknya. maka boleh baginya untuk mengambil harta itu dari anaknya namun harus memperhatikan hal-hal di bawah ini:

  1. Mengambil harta anaknya namun tidak membahayakan anaknya
  2. Tidak mengambil kebutuhan anaknya
  3. Tidak mengambil harta anak satu untuk mencukupi kebutuhan anak yang lainnya kecuali jika orangtua memang sangat membutuhkan.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menantu laki-laki tidak ada kewajiban untuk menafkahi mertua nya namun istrinya masih memiliki kewajiban untuk menafkahi orang tuanya. Tentu saja sang istri bisa memberikan nafkah kepada kedua orang tuanya menggunakan hartanya sendiri atau jika suami mengizinkan istri dapat menggunakan harta dari suaminya itu untuk kedua orang tuanya.

  1. Tidak menghalangi pasangan untuk berbakti kepada orang tuanya

Bagi seorang pria setelah menikah, dia memiliki kewajiban utama untuk berbakti kepada orang tuanya. Namun, bagi seorang wanita kewajiban utamanya berubah, dari yang semula berbakti kepada orang tua setelah menikah kewajiban utamanya berbakti kepada suaminya. Dalam hal ini keduanya harus saling memahami. Suami tidak boleh semena mena pada istri. Sedangkan istri juga harus tetap ikhlas mendukung suaminya berbakti pada orang tuanya.

  1. Saling mengingatkan dalam kebaikan

Berdakwah atau mengingatkan dalam hal kebaikan untuk melawan kemungkaran juga menjadi tanggungjawab seorang muslim. Oleh karena itu, sebagai seorang menantu juga memiliki kewajiban untuk mengingatkan mertuanya ketika mertuanya melanggar syariat agama. Selain itu, sebagai menantu juga harus bisa menuruti nasehat mertuanya jika memang itu mengantarkan pada kebaikan

  1. Mendekatkan hubungan antara dua keluarga

Coba diingat kembali bahwa menikah sejatinya adalah menyatukan dua keluarga yang berbeda. oleh karena itu setelah menikah pasti kita memiliki cita-cita untuk hidup damai bersama keluarga kita maupun keluarga dari pasangan kita. Tentu saja hal ini sangat bergantung pada pasangan suami istri bisa atau tidaknya menghubungkan dua keluarga untuk menjalin  hubungan baik

  1. Bijaksana dalam menetukan sikap

Tidak sedikit yang menceritakan tentang adanya gesekan yang seringkali terjadi antara menantu perempuan dan mertua perempuan. Maka dari itu, sikap bijaksana sangat dibutuhkan untuk menyikapi segala hal dalam berumah tangga, terutama suami. Jangan mudah terprovokasi dengan istri, orangtua, maupun pihak luar.

  1. Tidak menjadi beban

Setelah memiliki keputusan untuk menjalani bahtera rumah tangga baik suami maupun istri hendaknya berusaha untuk menghadapi tiap masalah yang idhadapi setelah menikah. Terlebih lagi seorang suami, seharusnya bisa menjaga istri dengan baik setelah ia bawa keluar dari rumah keluarga sebelumnya. Jangan sampai istri merasa tidak bahagia dan kembali kerumah orangtuanya. Akhirnya, hal tersebut menjadi beban untuk mertua sang suami.

  1. Senantiasa memberikan doa terbaik

Jika mertua masih hidup, menantu dapat berbakti pada mertuanya dengan melakukan hal-hal yang telah disebutkan diatas tadi serta mendoakan untuk kesehatan, rejeki, dan umur yang berkah. Namun, jika mertua telah meninggal, itupun tidak menghalangi niat baik kita untuk senantiasa berbakti pada mereka. Oleh karena itu kewajiban suami terhadap mertua setelah mereka meninggal, selain menjaga istrinya degan baik juga harus dapat membimbingnya untuk selalu berbakti pada mereka dengan cara rutin mendoakannya tiap selesai sholat.

Pada dasarnya, hal-hal diatas bukan hanya kewajiban menantu perempuan saja namun juga menerangkan bagaimana sikap suami terhadap mertua dalam islam. Tidak ada hadits tentang mertua dan menantu yang menjelaskan secara langsung mengenai kewajiban terhadap satu sama lain. Namun, kita dapat menjadikan hadist-hadist yang menjelaskan kewajiban kita kepada orang tua untuk berlaku baik pula terhadap mertua kita. Oleh karena itu, adab istri maupun adab suami terhadap mertua didasarkan pada hadist-hadist tersebut. 

Selain selalu berusaha untuk menjaga adab kepada mertua, hal lainnya yang dianjurkan dalam islam untuk menjaga hubungan baik dengan mertua adalah memiliki tempat tinggal terpisah apabila memungkinkan. Karena Allah berfirman:

أَسْكِنُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِنْ وُجْدِكُمْ وَلَا تُضَارُّوهُنَّ لِتُضَيِّقُوا عَلَيْهِنَّ

“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka.“ (QS Ath-Tholaq 65:6).

 

Exit mobile version